kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akuisisi Pertagas bisa membantu kinerja PGN


Rabu, 17 Januari 2018 / 11:05 WIB
Akuisisi Pertagas bisa membantu kinerja PGN


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah memutuskan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) akan mengakuisisi anak usaha PT Pertamina, Pertamina Gas (Pertagas). Aksi korporasi ini dalam rangka pembentukan holding BUMN Migas. Langkah ini dianggap bisa membuat bisnis perusahaan pelat merah tersebut lebih bagus.

Sebagai gambaran, triwulan III 2017, emiten berkode saham PGAS di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu masih mengandalkan pendapatan dari bisnis pipa gas. Pada triwulan III 2017, PGN membukukan pendapatan sebesar US$ 2,16 miliar atau relatif sama dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yang mencapai sebesar US$ 2,15 miliar.

Laba operasi interim konsolidasi dalam sembilan bulan pertama tahun lalu sebesar US$ 267,7 juta. PGN juga mencatatkan laba bersih sebesar US$ 97,9 juta atau setara sekitar Rp 1,30 triliun (rata-rata kurs US$ 1=Rp 13.329).

Adapun EBITDA perusahaan gas tersebut sebesar US$ 632 juta. Nilai itu turun sebesar US$ 10 juta dibanding dengan periode sama tahun sebelumnya yang senilai sekitar US$ 642 juta.

Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno menilai, akuisisi ini akan memperbaiki kinerja keuangan PGN. "Kan itu salah satu tujuannya," kata Fajar ke KONTAN pada Senin (15/1).

Meskipun, akuisisi ini juga bisa menghalangi pembangunan pipa gas yang tengah dibangun PGN dan Pertagas. Toh, Fajar yakin, langkah akuisisi tidak akan mengganggu pembangunan proyek-proyek gas yang sedang dibangun kedua perusahaan tersebut. "Salah satu tujuannya mengintegrasikan proyek dan infrastruktur supaya lebih efisien dan efektif. Jadi tentu sekarang dikerjakan bersama," kata Fajar

Menurut pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi, langkah akuisisi Pertagas oleh PGN justru tidak akan menyebabkan sektor bisnis hilir gas menjadi lebih baik, karena berpotensi terjadi monopoli. "Minusnya, mengarah pada persaingan tidak sehat pada industri gas," jelas Fahmy.

Sisi positifnya, Fahmy bilang akuisisi Pertagas akan memperbesar aset PGN. Selain itu, pembangunan infrastruktur pipa gas untuk distribusi gas akan semakin terintegrasi. "Bahkan integrasi PGN dan Pertagas bisa mendorong harga gas dalam negeri menjadi lebih murah," ujar Fahmy.

Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, menilai, rencana akuisisi Pertagas oleh PGN memang umum dilakukan. Sebab aset PGN berdasarkan laporan keuangan lebih besar dibandingkan Pertagas.

Kendati begitu, Komaidi mengingatkan, Pertagas tidak perlu resistensi terhadap rencana itu. "Dalam hal ini saya kira rekan-rekan Pertagas perlu melihat rumah besarnya, yaitu tetap Pertamina," ujarnya.

Dengan akuisisi Pertagas, kinerja keuangan PGN bisa membaik. Akhirnya akan membawa keuntungan bagi perseroan. "Seharusnya (bottom line)akan membaik. Mengingat ada sinergi infrastruktur (aset),"imbuhnya.

Sementara di hulu migas tidak akan ada perubahan dengan anak usaha PGN, yakni PT Saka Energi Indonesia. Maklum, Pertamina memiliki banyak anak usaha di bidang hulu, misalnya, PT Pertamina Hulu Energi, Pertamina Hulu Indonesia, Pertamina EP.

Fajar menyebut anak usaha PGN, Saka Energi Indonesia, tetap dibawah PGN. "Semua masih tetap," kata Fajar. Sebelumnya muncul wacana, dengan pembentukan holding migas, Saka Energi yang bergerak di sektor hulu migas akan masuk ke Pertamina Hulu Energi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×