kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aseibssindo: Ekspor buah Indonesia masih berpotensi meningkat


Kamis, 11 Januari 2018 / 20:34 WIB
Aseibssindo: Ekspor buah Indonesia masih berpotensi meningkat
ILUSTRASI. Penjualan buah segar


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Asosiasi eksportir Importir buah dan Sayuran Segar Indonesia (Aseibssindo) Khafid Sirotuddin mengatakan, ekspor buah Indonesia masih memiliki potensi yang besar untuk terus meningkat. Pasalnya, Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memproduksi buah dengan dalam jumlah yang besar.

Sayangnya, ekspor buah sulit untuk dilakukan lantaran wilayah produksi buahnya menyebar, dan satu jenis buah memiliki varietas yang sangat beragam.

Khafid menyebutkan buah durian yang memiliki ratusan varietas. Padahal, bila pemerintah berniat untuk mengembangkan satu varietas saja yang paling baik dan tidak ada di negara lain, maka potensi ekspornya akan semakin tinggi.

"Durian montong itu sudah dikembangkan di Thailand, tetapi kita memiliki durian varietas lain seperti kumbo karno. Itu saja yang dikembangkan," ujar Khafid kepada KONTAN, Kamis (11/1).

Dia pun menyebutkan, banyak buah-buahan yang terus dikembangkan varietasnya, sehingga membuat buah yang tadinya diminati masyarakat justru semakin murah dan dilupakan banyak orang.

Khafid pun menjelaskan, ketika satu buah dikembangkan, maka rasa asli buah tersebut akan berbeda walaupun bibit yang digunakan sama. Hal tersebut dikarenakan faktor tanah, kualitas air, serta cuaca di suatu daerah berbeda dengan daerah lainnya.

Karena itulah, Khafid berpendapat, bila ingin meningkatkan produksi buah dan ekspor, sebaiknya pemerintah menerapkan sistem one village, one product, bahkan one variety. Artinya, dalam satu daerah sebaiknya ditanam satu jenis buah dengan varietas yang sama. Buah tersebut pun harus memiliki keunggulan tertentu yang tidak bisa ditemukan di daerah lainnya.

Karena tidak meratanya persebaran produksi buah di Indonesia, Khaid pun ragu ekspor manggis akan meningkat drastis di tahun depan. Padahal, tahun ini China akan membuka keran impor untuk buah manggis Indonesia. Hal ini sama halnya dengan buah-buah lain yang berpotensi untuk diekspor.

Tak hanya itu, Khafid pun berpendapat untuk semakin meningkatkan buah Indonesia, sebaiknya dilakukan perubahan pola pikir. Menurutnya, produk buah yang kerap diimpor harus disubsitusi dengan buah lokal. Pemerintah pun harus berorientasi pada peningkatan pasar dalam negeri.

"Saat ini konsumsi buah baru 35 kh per kapita per tahun kalau kita bisa meningkatkan setidaknya 50 kg per kapita per tahun, bisa dibayangkan berapa banyak buah yang dibutuhkan," ujar Khafid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×