kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asisindo optimistis pasar industri surveilans tumbuh 10% di tahun ini


Kamis, 08 Maret 2018 / 16:30 WIB
Asisindo optimistis pasar industri surveilans tumbuh 10% di tahun ini
ILUSTRASI. Bisnis kamera CCTV


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Sistem Integrator dan Sekuriti Indonesia (Asisindo) melihat potensi pertumbuhan di pasar surveilans domestik cukup baik. Tahun lalu, penjualan komponen pengamanan sudah menembus level Rp 1,5 triliun. Tahun ini diperkirakan akan lebih baik, apalagi seiring dengan mulai selesainya proyek-proyek infrastruktur pemerintah.

Tan Widarno, Ketua Umum Asisindo mengatakan saat ini pasar surveilans didominasi oleh produk Closed Circuit Television (CCTV). Setidaknya secara industri penjualan CCTV menyumbang lebih dari 70% transaksi, sedangkan untuk produk seperti finger print, alarm, home security dan lainnya juga mengalami pertumbuhan yang cukup baik.

“Saya pikir tahun ini bisa naik (minimal) 10% di Indonesia, menurut saya optimistis bisa tembus dari Rp 1,5 triliun menjadi Rp 2 triliun,” ujarnya Tan Widarno Jakarta, Kamis (8/3).

Saat ini pasar surveilans terbagi menjadi dua, ritel dan korporasi. Untuk pasar ritel biasanya produk CCTV, alarm, home system dan IoT menjadi produk yang permintaannya paling besar.

Sedangkan untuk segmen korporasi lebih kepada CCTV yang lebih rinci seperti kamera untuk transportasi umum, access door dan produk keamanan lainnya.

“Untuk korporasi itu hampir semua perusahaan (pakai), apalagi ada himbauan dari Presiden dan Kapolri bahwa CCTV di tempat publik itu jadi syarat dan kebutuhan,” lanjut Tan Widarno.

Tan Widarno bilang, setidaknya ada 22 brand produk surveilans yang berkompetisi di market domestik. Ke depan, kata dia penggunaan sistem integrator dan keamanan ini akan semakin meningkat.

“Tantangan kami itu masalah sosialisasi dan kesadaran, jadi terutama untuk di kota-kota kecil itu mereka belum tau dan masih menganggap sistem sekuriti itu mahal dan merupakan kebutuhan barang mewah untuk orang kaya,” ujar Tan Widarno.

Namun seiring dengan kesadaran dan semakin luasnya penetrasi para pelaku pasar bakal membuat peningkatan yang signifikan.

Sampai tahun 2022 mendatang pasar surveilans domestik bakal mencatatkan transaksi US$ 203 juta, jumlah tersebut lima kali lipat ketimbang capaian tahun lalu yang hanya US$ 40 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×