kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Belum ada pengembang mengerek target bisnis


Sabtu, 24 September 2016 / 11:10 WIB
Belum ada pengembang mengerek target bisnis


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk, Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Sanny Cicilia

Belum Ada Pengembang yang Mengerek Target Belum Ada Pengembang Mengerek Target BisnisJudul BesarSummarecon Agung menurunkan target, Intiland dan Ciputra masih tak berubah belum berubahJudul kecil satu baris Elisabeth Lisa Listiyani, Dina Mirayanti Hutauruk . Penulis

JAKARTA. Kondisi ekonomi yang dianggap masih belum pulih, menyebabkan pebisnis properti mulai merevisi target bisnis sepanjang tahun ini. Salah satunya adalah PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Pengembang ini memangkas target pra penjualan atau marketing sales 22,2% di tahun 2016, dari Rp 4,5 triliun menjadi Rp 3,5 triliun. 

Manajemen perusahaan terpaksa merevisi target, lantaran kondisi pasar properti rupanya masih belum beranjak naik. Sejatinya, Summarecon dan para pengembang, lain sangat berharap program pengampunan pajak atau amnesti pajak bisa memicu lari bisnis properti lebih kencang. 

"Memang pengampunan pajak memberi harapan pasar membaik, tapi program ini masih berjalan, sehingga kondisi pasar wait and see," tutur Adrianto Adhi, Direktur Utama Summarecon Agung kepada KONTAN, Jumat (23/9). 

Stimulus pengampunan pajak ini memang masih membutuhkan waktu agar bisa berefek bagi para pengembang seperti Summarecon. Makanya, perusahaan harus realistis menghadapi kondisi pasar yang kurang begitu baik. 

Ada yang tak revisi 

Meski sudah merevisi target, untuk mengejar target tersebut bukan perkara mudah. Untuk itu, Adrianto mencoba mengatur strategi supaya target bisa tercapai di akhir tahun ini.

"Kami tetap konsisten menjual produk properti di empat township kami dan terus mengamati dinamika pasar yang ada," ucapnya. Saat ini, Summarecon tengah menggarap empat proyek kota mandiri yang menjadi andalan perusahaan ini. Yakni Summarecon Serpong, Summarecon Bekasi, Summarecon Bandung dan Summarecon Karawang. 

Dalam catatan KONTAN, pengembang yang lain yakni PT Intiland Development Tbk (DILD) masih belum merevisi target pendapatan penjualan yang dipatok tahun ini yakni sebesar Rp 2,5 triliun. Tapi target tersebut rupanya belum memasukkan efek pengampunan pajak yang efeknya kemungkinan baru terasa tahun depan. 

Sementara PT Ciputra Development Tbk  yang masih optimistis bisa mengejar target pra penjualan yang dipatok tahun ini sebesar Rp 9,3 triliun. Padahal, hingga akhir Agustus lalu, pra penjualan pengembang ini baru 43% dari target, yakni sekitar Rp 4,03 triliun. 

Menurut Tulus Santoso, Direktur Ciputra Development, permintaan properti bakal makin besar setelah bulan September ini. "Akan banyak dana yang diinvestasikan di properti. Jadi kami masih optimistis," katanya ke KONTAN, Jumat (23/9). 

Supaya target terkejar, yakni mencetak pra penjualan Rp 5,27 triliun lagi, Ciputra, berencana meluncurkan sejumlah proyek properti anyar yang sudah direncanakan. 

Seperti proyek Citra Garden Hills seluas 54 hektare (ha), Citra Garden Angsana Samarinda (20 ha), Citraland Cileungsi (86 ha), dan Grand Cipete Apartment seluas 4,8 ha di Jakarta. 

Sementara melalui anak usaha PT Ciputra Properti, pihaknya bersiap merilis produk baru dari proyek eksisting, yakni satu menara gedung perkantoran di Ciputra International.

Menurut Bagus Adikusumo, Direktur Pemasaran Colliers Indonesia, pasar properti kemungkinan baru akan pulih mulai tahun depan. Saat itu, implikasi kebijakan yang pemerintah gulirkan sudah mulai terasa efeknya, termasuk pengampunan pajak. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×