kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BISI genjot produksi benih jagung


Sabtu, 16 Juli 2016 / 09:00 WIB
BISI genjot produksi benih jagung


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

MOJOKERTO. PT Bisi International Tbk (BISI) menargetkan produksi benih jagung tahun ini sebesar 20.000 ton. Target produksi tersebut naik 25% dibandingkan realisasi tahun 2015 sebesar 15.000 ton.

Meski begitu, sampai pertengahan tahun ini realisasi produksi benih milik Bisi sebesar 5.000 ton, namun perusahaan tetap optimis target ini bisa dicapai.

Jemmy Eka Putra, Presiden Direktur BISI mengatakan, tahun ini, Bisi memiliki modal sebesar Rp 40 miliar untuk pengembangan usahanya. Modal tahun ini lebih tinggi dari tahun lalu sebesar Rp 35 miliar. Modal ini berasal dari kas internal perusahaan.

"Kami menjual benih jagung hibrida dengan harga sekitar Rp 60.000 per kilogram (kg)," ujarnya, Jumat (15/7).

Penjualan benih Bisi sebagian besar diberikan kepada petani jagung lewat kerjasama kemitraan. Perusahaan ini menjual benih jagung kepada petani binaan dan memberikan pendampingan selama proses penanaman.

Kemudian petani binaan baru membayar harga benih tersebut setelah petani panen jagung. Jadi, kemitraan dengan memberikan modal awal ini diharapkan terus berkembang dan memudahkan petani meningkatkan produksi jagung mereka.

Sejauh ini, Bisi sudah memiliki kerjasama dengan petani dengan total luas lahan 30.000 hektare (ha) dan luas lahan itu ditargetkan mencapai 100.000 ha pada tahun ini. Sekedar perbandingan tahun lalu kerjasama Bisi dengan petani jagung baru mencapai 30.000 ha lahan.

Rata-rata produksi benih jagung BISI antara tujuh ton sampai sembilan ton dan diklaim lebih toleran dari penyakit. Bisi memberi langsung benih jagung dari PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk yang notabene adalah induk usaha perusahaan ini.

Charoen sendiri membeli jagung petani itu sesuai dengan harga pasar yakni Rp 3.450 per kg. Sementara harga referensi Kementerian Pertanian (Kemtan) sebesar Rp 3.150 per kg.

Jadi, bila harga jagung jatuh di bawah harga referensi Kemtan, maka Charoen harus membeli dengan harga referensi.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan pada tahun depan, pemerintah kemungkinan besar tidak akan memberikan rekomendasi impor jagung lagi. Dia ingin agar industri pakan ternak membeli jagung petani lokal ketimbang mengandalkan impor, sehingga harga jagung petani bisa stabil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×