kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis digital diprediksi tumbuh lebih 11% di 2019


Senin, 18 Desember 2017 / 17:05 WIB
Bisnis digital diprediksi tumbuh lebih 11% di 2019


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri digital di Indonesia tumbuh 9,98%-10,7% per tahun dalam enam tahun terakhir. Melihat kondisi tersebut, Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto memproyeksi mulai tahun 2019, industri digital nasional bisa tumbuh di atas 11% per tahun karena seluruh wilayah nusantara akan terhubung oleh jaringan internet.

Pengembangan internet seiring dengan target proyek pembangunan broadband serat optik Palapa Ring yang rencananya rampung pada akhir 2018. 
Berdasarkan riset Michael Page tahun 2016, perkembangan industri digital yang marak belakangan ini di Indonesia menjadi pemacu tumbuhnya jumlah lowongan pekerjaan di sektor ini hingga 60% dalam setahun terakhir.

"Adapun segmen perusahaan yang diprediksi akan menyumbang lowongan pekerjaan terbesar di sektor teknologi digital ini, antara lain e-commerce, teknologi keuangan (fintech), logistik, dan big data," ujarnya dalam siaran pers, Senin (18/12).

Sementara itu, merujuk hasil riset terbaru mengenai investasi usaha rintisan (startup) berbasis digital di Asia Tenggara dari Google dan Temasek yang berjudul "e-Economy SEA Spotlight 2017" yang dirilis pada pekan lalu, dua perusahaan itu menghitung nilai investasi yang masuk ke startup digital Asia Tenggara mencapai US$12 miliar sepanjang 2016 hingga kuartal III-2017.

Dari total dana tersebut, sebanyak 34% atau US$ 4,08 miliar masuk ke Indonesia. Diperkirakan, nilai investasi saat ini semakin besar, mengingat setelah kuartal III-2017 sudah ada dana US$ 7 miliar yang mengalir ke Asia Tenggara, termasuk ke Tanah Air.

Riset ini juga menyebutkan sebagian besar investasi masuk ke startup yang menyandang status unicorn atau memiliki valuasi lebih dari US$ 1 miliar. Keempat Unicorn Indonesia itu adalah Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak.

Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) mencatat, saat ini jumlah perusahaan yang bergerak di sektor jasa industri digital di dalam negeri sebanyak 305 perusahaan dengan beragam jenis bisnis inti. Adapun jenis-jenis industri digital yang ada di Indonesia, yaitu industri perbankan, advertising, trading, daily deals, directory, infrastruktur digital, sistem operasi, mesin pencarian, konsultan IT, marketplace, online retail, payment gateway, dan travel.

Untuk menunjang pengembangan ekonomi digital di Indonesia, menurut Airlangga, pemerintah sedang berupaya untuk menarik lebih banyak minat investor agar menanam modalnya di Tanah Air.  Berbagai cara dilakukan, dari mulai pembangunan infrastruktur hingga fasilitas perizinan dibenahi agar semakin banyak pelaku bisnis yang berinvestasi di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×