Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Bisnis logistik tampaknya masih lesu. Meskipun tren belanja online tumbuh kian pesat namun bisnis ini belum bisa menunjukkan taringnya lantaran kondisi ekonomi belum sepenuhnya pulih.
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Zaldi Ilham Masita memperkirakan, bisnis industri logistik hanya akan tumbuh 10% di tahun ini, lebih rendah dari target yang dipatok tahun ini yakni naik sebesar 15%.
Tidak tercapainya target pertumbuhan tersebut lantaran adanya kenaikan biaya logistik di pelabuhan dan bandara. "Kenaikan biaya logistik di Bandara dan Pelabuhan tahun ini cukup besar sekitar 10%-20%," katanya pada KONTAN, Selasa (3/10).
Sementara menurut Akbar Johan, CEO Max Logistik, lesunya bisnis logistik saat ini diakibatkan kondisi ekonomi nasional belum sepenuhnya pulih.
Arus barang tidak mengalami peningkatan sehingga berpengaruh pada aktivitas logistik.
Akbar bilang, seluruh aktivitas logistik baik tambang, kargo dan lain-lain mengalami penuruhan. Hanya bisnis e-commrece saja yang mengalami pertumbuhan sekitar 5%-7% hingga akhir Septermber. Namun pertumbuhan tersebut tidak mampu menutupin penurunan yang terjadi di sektor lain.
Kendati target tahun ini diperkirakan tidak akan tercapai, namun ALI mengharapkan tahun depan bisnis logistik akan tumbuh lebih baik yakni 12%-14%. Zaldi bilang, potensi pertumbuhan 2017 lebih besar karena akan didukung oleh bisnis e-commerce yang semakin menggeliat.
Zaldi mengungkapkan kontribusi e-commerce ke bisnis logistik semakin meningkat dari tahun ke tahun. Jika tahun ini kontribusi bisnis online diperkirakan menyumbang 5%-7% ke bisnis logistik makan tahun depan kontribusinya ditaksir akan mencapai 15%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News