kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,42   6,96   0.76%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Borneo Pasifik anggarkan capex US$ 50 juta


Rabu, 22 November 2017 / 06:47 WIB
Borneo Pasifik anggarkan capex US$ 50 juta


Reporter: Azis Husaini | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Borneo Pasifik Global tahun depan menganggarkan dana US$ 50 juta untuk belanja modal plus dengan akuisisi tiga Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Kalimantan Selatan. Sementara produksi batubara tahun depan juga akan naik dua kali lipat dari 2017.

CEO PT Borneo Pasifik Global Rendy Halim mengatakan, rencana akuisisi tiga IUP tersebut untuk memenuhi pasokan ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebanyak 2 juta ton mulai Januari 2017 sampai tahun 2029 mendatang. 

"Tiga IUP tersebut  sudah produksi dengan cadangan sekitar 30 juta ton," kata dia, Selasa (21/11). Pasokan batubara sebanyak dua juta ton itu akan disebar ke enam pembangkit milik PLN yang berada di Sumatra.

Produsen batubara sekaligus trader batubara tersebut pada tahun depan mematok produksi hingga 4 juta ton. Dari jumlah itu, sebanyak dua juta ton dijual untuk keperluan ekspor ke China, India, Korea Selatan, Filipina. Khusus ke Filipina, perusahaan ini sudah mendapat kontrak jangka panjang hingga tiga tahun dengan total 1,5 juta ton.

Rendy bilang, penjualan ekspor dominan ke China sekitar 60%-65%. Untuk itu, pihaknya mengikuti The 17th China Coal and Mining Expo (CCME) akhir Oktober lalu untuk memperluas lagi pasanya di China. Dalam perhelatan coal expo itu Borneo Pasifik  menjadi wakil Indonesia.

Dia menilai, China saat ini masih membutuhkan batubara dengan kalori 4.200 kkal per kg  sebagai campuran batubara mereka agar sulfur tak terlalu tinggi. Apalagi  China akan mengelar Olimpiade Musim Dingin yang akan membutuhkan batubara sangat besar.

Terlepas dari China, negara-negara yang sedang berkembang juga menjadi incaran Borneo Pasifi, seperti Pakistan yang sekarang sedang membutuhkan banyak batubara untuk pembangki. "Selain ekspor kami juga menjual ke domestik. Tahun ini 2 juta ton targetnya," kata Rendy.

Dia mengungkapkan, bisnis batubara perusahaan sudah mulai terlihat bentuknya lantaran sejak pertama berdiri akhir tahun 2014 lalu, penjualannya baru 40.000 ton, tahun 2015 sebesar 396.000 ton, dan 2016 sebesar 1,4 juta ton. "Tahun 2017 bisa 2 juta ton dan 2018 bisa 4 juta ton," kata dia.

Borneo Pasifk Global sejauh ini masih menjadi trader bagi PT Singlurus Pratama, anak usaha Lanna Resources Public Co., Ltd (Thailand) yang merupakan pemegang PKP2B Generasi III. "Kami mempunyai izin trading batubara," kata dia.

Dengan menjadi trader perusahaan generasi III, margin tidak sampai US$ 1 per ton. "Kenapa kecil? DMO (domestic market obligation) ke PLN itu kena PPN 10%, jadi khusus generasi III kena pajak kalau menjual domestik," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×