kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.434   -11,00   -0,07%
  • IDX 7.146   39,94   0,56%
  • KOMPAS100 1.042   8,06   0,78%
  • LQ45 813   6,42   0,80%
  • ISSI 225   1,82   0,81%
  • IDX30 425   4,01   0,95%
  • IDXHIDIV20 511   9,28   1,85%
  • IDX80 117   0,94   0,81%
  • IDXV30 122   2,48   2,07%
  • IDXQ30 139   1,60   1,16%

Ekonomi lesu, 200 perusahaan Jabar stop produksi


Jumat, 31 Juli 2015 / 14:08 WIB
Ekonomi lesu, 200 perusahaan Jabar stop produksi


Sumber: Kompas.com | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Dampak melemahnya ekonomi di Indonesia makin terasa di Jawa Barat. Akibat menurunnya permintaan, sekitar 200 perusahaan tekstil, garmen, dan sepatu yang berorientasi pasar lokal ter[aksa memperpanjang libur karyawan hingga pekan depan. Padahal seharusnya, para karyawan mulai bekerja pekan lalu.

“Anggota kami ada 8.000 pengusaha. Sekitar 200 di antaranya memperpanjang libur karyawannya. Sebagiannya sudah masuk pekan ini, dan sebagiannya lagi baru akan masuk Senin depan,” ujar Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jabar, Dedy Widjaja, Jumat (31/7).

Dedy menjelaskan, pengusaha memperpanjang libur karyawan karena produksi dihentikan sementara di tengah lesunya permintaan. Sampai saat ini, masih banyak stok barang menumpuk di gudang.

Pengusaha, sambung Dedy, bisa saja memaksakan diri untuk produksi. Namun biaya yang harus dikeluarkan dan kerugian yang harus ditanggung semakin besar di tengah kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan seperti sekarang ini.

“Kalau karyawan masuk, harus diberi pekerjaan. Pengusaha pun harus beli bahan baku. Dan setelah barang jadi, akan semakin menumpuk di gudang. Ketika barang menumpuk di gudang akan menjadi beban, salah satunya pengusaha harus membayar asuransi kebakaran,” imbuhnya.

Menurut Dedy, daya beli masyarakat saat ini sangat rendah sekali. Bahkan Lebaran kemarin, barang tidak habis sehingga menumpuk di gudang.

Kondisi ini tidak berlaku bagi perusahaan yang fokus membidik pasar ekspor, sehingga mereka masih melakukan produksi seperti biasa.

Dedy mengaku, tahun ini sangat sulit untuk pengusaha di Jabar. Hampir 80% pengusaha terkena dampak. Bahkan pengusaha tekstil, garmen, dan sepatu di Jabar sangat terpuruk.

Kondisi ini sebelumnya pernah dibahas dalam pertemuan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kota/Kabupaten di Jabar, Bank Indonesia, dan lainnya. Dalam pertemuan itu BI menyampaikan kekhawatirannya akan terjadi pemecatan jika pengusaha menghentikan produksi.

Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar akan meyakinkan pelaku usaha bahwa iklim ekonomi akan membaik. Kelesuan ekonomi yang sekarang terjadi disebabkan oleh dana APBD dan APBN yang jumlahnya triliunan belum mengalir ke masyarakat. Bahkan penyerapan anggaran Jabar di triwulan I/2015 di bawah 20%.

Deddy pun meminta pengusaha lebih bersabar dan tidak terburu-buru melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). “Kalau main PHK dikhawatirkan timbul gejolak dan memperparah keadaan. Kami berharap sabar dulu agar kondisi tidak semakin buruk," ucap Deddy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×