kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gapkindo: Sektor perkebunan karet belum membaik


Sabtu, 23 Juli 2016 / 18:51 WIB
Gapkindo: Sektor perkebunan karet belum membaik


Sumber: Antara | Editor: Dikky Setiawan

PALEMBANG. Sektor perkebunan karet hingga kini belum pulih meskipun pemerintah sudah mengurangi ekspor untuk mendongkrak harga di pasaran internasional. 

Demikian diungkapkan Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Provinsi Sumatera Selatan Alex K Eddy, Sabtu (23/7).

"Saat ini harga ditingkat petani masih jatuh berkisar Rp 6.000 per kg untuk masa pengeringan satu bulan. Jelas ini belum pulih karena setidaknya harga di kisaran Rp 14.000 baru bisa dikatakan petani itu kembali modalnya," kata Alex.

Untuk itu, Gapkindo Sumsel meminta pemerintah juga melakukan percepatan yakni dengan turut penyerapan karet petani untuk pembangunan sejumlah infrastruktur.

"Saat pemerintah mengumumkan akan menyerap karet dalam negeri untuk dijadikan campuran aspal dan pembangunan infrastruktur lainnya, serta menahan ekspor 20 persen, harga langsung terdongkrak naik. Namun, karena tak kunjung realisasi membuat harga kembali turun," kata Alex.

Ia mengemukakan pada Maret 2016, harga karet sempat menyentuh 1,5 dolar AS per kilogram, namun sejak sepekan terakhir sudah terus menurun dan terakhir berada dikisaran 1,3 dolar per kg hingga kini.

Menurutnya, pemerintah harus bereaksi cepat atas keadaan ini, karena jika tidak antisipasi maka harga karet akan kembali berada di titik terendah, yakni sekitar Rp 4.000-Rp 5.000/kg di tingkat petani.

"Reaksinya, bisa segera merealisasikan serapan dalam negeri, dan memantau keseriusan negara-negara penghasil karet lainnya yakni Thailand dan Malaysia yang sudah berkomitmen mengurangi ekspor, bisa jadi ada yang belum benar-benar serius," kata dia.

Menurutnya, keseriusan dari tiga negara penghasil karet terbanyak di dunia ini termasuk Indonesia untuk mengurangi pasokan ke pasa internasional harus terus dikawal mengingat cara ini diperkirakan yang paling ampuh untuk menyelamatkan petani karet.

"Gapkindo sangat prihatin dengan kondisi petani. Saat harga naik Maret lalu, mereka sudah semangat lagi dan mulai bangkit menata kehidupannya, kini harus sedih lagi," kata dia.

Anwar (55), petani karet di Kecamatan Mesuji Raya, Ogan Komering Ilir mengatakan harga untuk getah dengan kadar kering 75 persen saat ini berada di kisaran Rp 6.300 per kg setelah sempat Rp 6.700 per kg pada akhir pekan lalu.

"Harga mulai turun lagi, padahal pada bulan Maret hingga awal Mei masih Rp7.300 per kg," kata Anwar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×