kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Istimewanya Queen Pearl asli Indonesia


Kamis, 30 Maret 2017 / 22:19 WIB
Istimewanya Queen Pearl asli Indonesia


Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA, Pakar mutiara, Yustinus Mario Tenggara mengatakan mutiara laut selatan ("South Sea Pearl"/SSP) yang asli berasal dari Indonesia lebih memiliki kilau yang alamiah dibandingkan dengan beragam jenis mutiara lainnya.

"Kelebihan mutiara SSP adalah kilaunya tidak akan berubah seiring waktu, dan bila diwariskan tidak perlu khawatir kilaunya akan berkurang," kata Mario Tenggara dalam acara tentang mutiara yang digelar di Menara Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Jakarta, Kamis (30/3).

Mario memaparkan, SSP disebut mutiara laut selatan karena mutiara jenis tersebut hanya dapat ditemui di negara-negara yang memiliki lautan di sebelah selatan garis khatulistiwa, seperti Republik Indonesia dan Australia.

Dia juga mengingatkan bahwa Indonesia adalah produsen terbesar dari SSP dan penyuplai dari sekitar 70 % dari pasokan global.

"SSP kerap disebut 'Queen Pearl' karena sering dipakai oleh ratu dan bangsawan," kata Mario yang juga memiliki perusahaan penjual mutiara itu.

Karakter utama dari SSP, menurut dia, adalah memiliki ukuran sekitar 9-17 milimeter dan biasanya memiliki dua warna yaitu warna putih dan kuning.

Sedangkan jenis mutiara lainnya yang juga dikenal di percaturan internasional antara lain adalah Tahitian Black Pearl dari Samudera Pasifik.

Sesuai namanya, Tahitian Black Pearl umumnya adalah mutiara dengan gradasi cenderung gelap atau hitam, dan biasanya berada di perairan dangkal, berbeda dengan SSP yang biasanya ditemukan di kerang dalam kedalaman 30-70 meter.

Mutiara lainnya adalah Akoya yang kerap dipopulerkan oleh perusahaan asal Jepang, meski pada saat ini produksinya sekitar 80 hingga 90 % berasal dari negara China.

"Pembeda paling utama biasanya produk kita dari Indonesia kilaunya masih natural, sedangkan produk mutiara dari Jepang biasanya dipoles," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kadin bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto menginginkan posisi tawar Indonesia di dunia mutiara internasional ditingkatkan.

"Kami menyosialisasikan mengenai SSP supaya lebih berkembang dan Indonesia memiliki bargaining position yang lebih tinggi," kata Yugi.

Menurut dia, saat ini pelaku usaha mutiara dari beberapa negara seperti Jepang yang dinilai lebih dikenal secara global.

Waketum Kadin juga mengingatkan agar bisnis mutiara nasional dapat berkembang jangan sampai dibebani biaya pajak yang memberatkan sehingga pelaku usaha juga tidak bisa mengembangkan usahanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×