kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jababeka kembangkan kota mandiri internasional


Senin, 16 Oktober 2017 / 20:16 WIB
Jababeka kembangkan kota mandiri internasional


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Grahabuana Cikarang akan mengembangkan Jababeka Residence menjadi kota mandiri bertaraf internasional. Fokusnya, menyasar pasar segmen menengah ke atas.

Tahap awal, perusahaan akan mengembangkan kawasan tersebut dengan konsep Jepang. Total rencana pengembangan Jababeka Cikarang ini mencapai 500 hektare (ha) tetapi masih berpotensi untuk dikembangkan hingga 800 ha.

Proyek ini merupakan bagian dari Kota Jababeka yakni kawasan industri dan kawasan residensial yang telah dikembangkan PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) sejak tahun 1989.

Jababeka Residence merupakan kawasan residensial dan komersial yang dipersiapkan KIJA melalui anak usahanya Grahabuana Cikarang, khusus untuk membidik pasar menengah ke atas. Pengembangannya sudah dilakukan sejak tahun 2013.

Meski begitu, Jababeka Residence belum pernah diluncurkan sebagai kawasan hunian dan komersial segmen menengah atas. Oleh karena itu, Grahabuana Cikarang akan resmi meluncurkan kawasan ini pada 21 Oktober 2017 mendatang dengan logo baru.

Sutedja Darmono Presiden Direktur Grahabuana Cikarang mengungkapkan, pemilihan Jababeka Residence menyasar segmen menengah ke atas dilakukan karena pasar ekspatriat di kota Jababeka sangat besar.

"Ada 10.000 ekspatriat di Jababeka saat ini yang kontribusinya sangat besar untuk pertumbuhan ekonomi di wilayah Bekasi ke timur. Archor tenan Kawasan Industri Jababeka banyak dari asing. Ini yang kami lihat sebagai potensi pasar besar untuk mengembangkan Jababeka Residence sebagai kota mandiri Internasional," kata Sutedja di Jakarta, Senin (16/15).

Sementara alasan Grahabuana Cikarang memilih mengusung konsep pengembangan bernuasa Jepang saat ini lantaran karena konsep tersebut banyak disukai oleh ekspatriat yang ada di Jababeka tidak hanya yang berasal dari negara Sakura itu sendiri tetapi juga pekerja asing yang berasal dari Korea, Amerika Serikat dan lain-lain.

Sebetulnya, ekspatriat yang ada di Jababeka masih didominasi dari negara Korea Selatan, disusul Jepang, Taiwan, Cina, Australia dan lain-lain. Jumlah anchor tenant yang berasal dari Jepang sendiri hanya sekitar 200 perusahaan. Tetapi, Grahabuana Cikarang memilih konsep Jepang karena menawarkan gaya hidup yang mewah, nyaman dan sekaligus terkenal dengan kualitasnya.

Nantinya, Grahabuana juga akan memgembangkan konsep-konsep internasional lainnya seperti mengusung nilai-nilai Korea ke depan.

Untuk mendukung pengembangan kota mandiri Internasional tersebut, Jababeka akan gencar mencari partner asing dalam melakukan pengembangan di Jababeka Residence. Setelah terakhir menjalin kerjasama dengan pengembang asal Jepang yaitu Creed Group, Grahabuana juga terus menjajaki kerjasama dengan beberapa investor. Hanya saja, Sutedja tidak menyebutkan berapa calon mitra yang intens diajak berkomunikasi.

"Kebanyakan calon mitra yang kita jajaki saat ini memang masih dari Jepang," ungkapnya.

Grahabuana Cikarang membentuk perusahaan patungan dengan Creed Group untuk mengembangkan lahan di Jababeka Golf City seluas 3,7 ha di Jababeka Residence.

Pengembangan proyek itu ditaksir akan menelan investasi lebih dari Rp 1 triliun. Porsi Jababeka dalam kolaborasi tersebut sebesar 60% dan Creed 40%.

Proyek kolaborasi tersebut akan dikembangkan dalam waktu sekitar lima tahun di mana sebagian besarnya akan ditujukan untuk proyek residensial. Tahap pertama, telah dirilis satu tower apartemen sewa bertajuk Kawana Golf Residence mengusung konsep Jepang modern sebanyak 234 unit dengan investasi Rp 300 miliar.

Proyek apartemen sewa ini akan dijual kepada investor namun setelah beroperasi akan dioperasikan oleh operator asal Jepang yang juga terafiliasi dengan Creed Group. Apartemen yang menawarkan pemandangan lapangan golf Jababeka itu dijual dengan harga mulai Rp 1 Miliar-Rp 1,7 miliar. "Sejak diperkenalkan pada 9 Oktober lalu, kami sudah mendapat nomor urut pemesanan (NUP) sebanyak 50% dari total unit, " kata Sutedja.

Setelah Creed Group, Grahabuana Cikarang juga sudah meneken kerjasama dengan satu universitas Jepang untuk masuk ke Jababeka Residence yang fokus di bidang medis.

Hingga saat ini, lahan Jababeka Residence yang telah dikembangkan sudah mencapai 200 ha. Di sana sudah dibangun tiga rumah sakit dan 16 lembaga pendidikan berstandar nasional dan internasional. Kemudian sedang dikembangkan proyek apartemen, rumah tapak, dan ruko.

Adapun Jantung Jababeka Residence akan akan dikembangkan seluas 180 ha yang dinamani Jababeka Golf City. Di sana tengah dibangun superblok Mayfair Estate & Parklands seluas 16 ha yaitu perusahaan joint venture PT Plaza Indonesia Realty Tbk dan Jababeka.

Superblok itu merangkum pusat belanja, hotel bintang lima, ruang konvensi, apartemen strata dan gedung perkantoran yang ditargetkan rampung pembangunannya pada 2019.

Selain dengan Plaza Indonesia, Grahabuana Cikarag juga telah menggadeng PT PP Properti Tbk mengembangkan proyek Little Tokyo yang terdiri dari enam tower apartemen dan mall Jepang. Proyek ini rencananya akan dirilis mulai akhir tahun ini dengan menyasar segmen menengah ke atas.

Kemudian menggandeng Midplaza dan Kawan Lama Group untuk pengembangan Living Plaza, serta menggaet Longlife Holdings asal Jepang untuk pengembangan proyek Senior Living @D'Khayangan.

Dengan pengembangan kota Mandiri itu, Sutedja yakin jika aturan soal posisu asing dalam properti di Indonesia sudah rampun maka proyek Jababeka Residence akam sangat cocok bagi pasar konsumen ekspatriat.

Grahabuana Cikarang akan mulai gencar melakukan promosi mengenaik pengembangan Jababeka Residence karena perusahaan melihat saat ini adalah momemtum yang tepat untuk terus melakukan penetrasi pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×