Reporter: Handoyo | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mengembangkan berbagai jenis ikan yang mampu berkembang baik di air payau. Apalagi luas perairan rawa payau dan hutan bakau mencapai luas hingga 39,5 juta hektare (ha) dari total perairan daratan di Indonesia yang mencapai 54 juta ha.
KKP melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) kembali merilis ikan Nila Srikandi ke masyarakat. Ikan yang telah mendapat pengujian varietas sejak November 2011 ini terbukti mampu tumbuh cepat di perairan payau.
Kepala Balitbang KP, Achmad Poernomo menjelaskan, nila Srikandi merupakan strain ikan nila unggul hasil cross breeding yang diproduksi Balai Penelitian Pemuliaan Ikan yang berada di bawah Balitbang KP. Ikan nila Srikandi dirakit dengan tujuan untuk mendapatkan strain ikan nila yang mampu tumbuh cepat di perairan payau.
Ikan nila Srikandi merupakan hasil perkawinan silang antara ikan nila Nirwana betina (Oreochromis niloticus) dengan ikan nila biru jantan (Oreochromis aureus). Ikan nila Nirwana (Nila Ras Wanayasa) yang dirilis tahun 2006, merupakan strain ikan nila hitam hasil seleksi yang diproduksi oleh Balai Pengembangan Benih Ikan (BPBI), Wanayasa, Purwakarta, Jawa Barat.
Ikan nila Srikandi mempunyai karakter tumbuh cepat di perairan payau dengan salinitas atau tingkat kadar garam cukup tinggi diantara 10-30 parts per thousand (ppt). Sedangkan dari hasil pengujian nila Srikandi di tambak-tambak pantai utara Jawa seperti Karawang, Pekalongan, Tegal serta pantai selatan Yogyakarta menunjukkan perkembangan sangat baik.
Ikan nila Srikandi memiliki karakter pertumbuhan dan sintasan yang lebih baik dibandingkan ikan nila sebelumnya yakni Nirwana dan ikan nila biru. "Selanjutnya melalui Keputusan Menteri Nomor KEP.09/MEN/2012, ikan nila Srikandi dapat disebarluaskan kepada masyarakat luas untuk keperluan budidaya ikan di lahan payau," ujar Poernomo, Kamis (13/2).
Selain itu, Balitbang KP juga telah merilis jenis udang galah GI Macro II. Udang galah berlabel Genetic Improvement of Macrobrachium rosenbergii (GI Macro) ini terbukti tumbuh lebih cepat baik pada fase pembenihan maupun pembesaran.
Bahkan, udang galah GI Macro II hasil seleksi Balai Penelitian Pemuliaan Ikan ini juga sudah dinyatakan bebas virus MrNV berdasarkan proses skrining yang diikutkan pada prosedur seleksi. “Udang Galah GI Macro II merupakan hasil pemuliaan udang galah unggul hasil pemuliaan yang telah dilepaskan ke masyarakat pada tahun 2001 dengan nama udang galah GI Macro,” kata Poernomo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News