Sumber: Tribunnews | Editor: Djumyati P.
SUBANG. Produksi ikan air tawar di sentra budidaya ikan Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang mengalami penurunan saat kemarau. Akibatnya, harga jual ikan pun mulai merangkak naik.
Wawan pembudidaya ikan di Subang, mengatakan akibat musim kemarau, kolam untuk budidaya ikan kesulitan air. Pasokan air hanya seadanya sehingga produktivitas ikan tidak berjalan normal. "Kami di sini sistemnya air deras, sehingga harus benar-benar ada pasokan air yang melimpah. Kalau tidak, ya hasilnya tidak maksimal," kata Wawan ditemui di tempat budidaya ikan, Jalan Raya Tanjungwangi, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang, Minggu (23/9).
Menurut Wawan, sejak kemarau ada sekitar 30 persen penurunan produksi ikan di tempatnya. Jika biasanya ia memanen sekitar 7 ton ikan dari hasil budidaya, kini hanya sekitar 5 ton ikan.
Ikan hasil tangkapan pun langsung ia jual baik secara eceran maupun dalam jumlah partai. Pelanggan eceran biasanya pelanggan rumah tangga yang sengaja datang ke tempat budidaya ikan miliknya. Sementara pelanggan partai adalah pelanggan dari kalangan rumah makan."Saya memang tidak memasok ke pasar-pasar tradisional. Hanya rumah makan yang membeli dalam jumlah besar," katanya.
Di kolam milik Wawan, ada empat jenis ikan yang dibudidayakan. Ikan tersebut adalah mas, nila, bawal dan gurame. Sejak masuk kemarau dan mahalnya harga pakan ikan, harga jual ikan pun mulai merangkak naik. Untuk ikan mas, dari Rp 18.000 per kg menjadi Rp 18.500 per kg, sementara nila menjadi Rp 17.000 per kg dari semula Rp 16.000 per kg, dan bawal menjadi Rp 14.000 per kg dari semula Rp 12.000 per kg."Kenaikannya berkisar Rp 500-Rp 2.000 per kilogram. Saya tak bisa menaikkan harga terlalu tinggi karena tak tega juga ke konsumen," ujar Wawan.
Hal sama dikatakan Asep pembudidaya ikan lainnya. Menurut Asep kemarau mempengaruhi produksi ikan air tawar di Cijambe. "Sulit air jadi mau budidaya bagaimana. Yang namanya ikan tawar butuh air dalam jumlah banyak, apalagi kami pakai sistem air deras untuk pelihara ikan," katanya.
Sistem air deras, kata Asep, menguntungkan terhadap hasil budidaya. Ikan yang dipanen tidak berbau lumpur sebagaimana yang terjadi pada budidaya di kolam air tenang. Selain itu, rasa ikan juga menjadi enak bila dibudidayakan dengan sistem air deras.
Di Kabupaten Subang, budidaya ikan air tawar dengan sistem air deras tersebar di Kecamatan Cijambe, Cisalak, Salagalaherang, Tanjungsiang, dan sekitarnya. Sementara dengan air tenang terdapat di Kecamatan Subang, Pagaden, Legonkulon, Kalijati, Purwadadi, dan Pabuaran.
Untuk harga pakan ikan, kata Asep juga terus naik sejak April 2012. Sampai kini, kenaikan harga pakan ikan sudah mencapai sekitar 10 persen
TribunNews.com Reporter : Adityas Azhari
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News