kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45933,03   5,39   0.58%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lantaran busuk, produk perikanan lokal di tolak AS


Rabu, 13 September 2017 / 20:15 WIB
Lantaran busuk, produk perikanan lokal di tolak AS


Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Sebanyak 29 produk perikanan dari Indonesia ditolak masuk Amerika Serikat (AS). Lantaran sebagian besar karena busuk.

"Semester 1 total refusal fishery products berdasarkan entry number ada 29," ujar Hendra Sugandhi, Sekretaris Jendral Asosiasi Tuna Indonesia (Astuin), Rabu, (13/9).

Berdasarkan data yang terdapat dalam laman Astuin yang dihimpun dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (US-FDA) disebutkan 59% produk perikanan ditolak karena filthy atau busuk. Sementara 27% produk perikanan mengandung salmonella, dan 14% mengandung histamin.

Berdasarkan data tersebut disebutkan produk perikanan yang paling banyak ditolak adalah tuna dan udang. Kedua produk tersebut diakui Hendra merupakan produk unggulan ekspor Indonesia. Sebanyak 35% produk tuna ditolak begitu juga dengan udang sebanyak 35% ditolak Amerika.

Produk lainnya yang juga ditolak adalah snapper, mackarel, wahoo, dan mahi-mahi. Pada tahun 2016 penolakan ekspor produk perikanan dari Indonesia ke Amerika sebanyak 79 kasus. Hal tersebut lebih besar dibandingkan tahun 2015 yang mencapai 64 kasus.

Angka tersebut dijelaskan Hendra merupakan penghitungan yang bersumber pada entry number. Hendra menjelaskan, dalam penolakan tidak selalu ditujukan kepada seluruh produk yang terdapat dalam satu kontainer. "Refusal itu ada yang sebagian ada yang seluruh kontainer," terang Hendra.

Meski begitu Hendra menjelaskan ada upaya pembatasan terhadap ekspor produk perikanan dari Indonesia. Hendra bilang parameter mengenai filthy yang dilakukan oleh Amerika tidak jelas.

Selama ini pengujian yang dilakukan oleh Amerika menggunakan sensory test. Hal tersebut dijelaskan Hendra seharusnya pengujian menggunakan non sensory test. Perubahan metode dalam pengujian akan membuat hasilnya sama.

Hendra menilai kasus penolakan tersebut akan berdampak pada pandangan konsumen terhadap produk perikanan Indonesia. Ia bilang seharusnya pemerintah Amerika lebih transparan terkait proses pengujian.

Saat ini Amerika merupakan pasar utama bagi ekspor produk perikanan Indonesia. Hendra bilang apabila terjadi pemboikotan ekspor produk perikanan Indonesia oleh Amerika maka eksportir harus membuka pasar baru. Pasar yang menjadi tujuan adalah negara dunia ketiga.

Selain itu, terdapat pula hambatan lain dalam ekspor industri perikanan. Hendra menjelaskan seringnya terdapat penahanan kontainer yang dikirimkan. Penahanan itu dinilai Hendra memakan waktu yang tidak jelas.

Penahan kontainer juga diakui memberikan biaya tambahan bagi eksportir. "Penahanan kontainer tidak menurunkan kualitas, hanya biayanya jadi tinggi," terang Hendra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×