Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Pengusaha perikanan mengklaim bisa penuhi permintaan ikan segar dari Qatar. Meski dalam kapasitas jumlah yang besar.
"Kalau jumlahnya banyak bisa dilayani," ujar Thomas Dharmawan, Ketua Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) kepada KONTAN, Senin (18/8).
Meski demikian, Thomas mengakui ada kendala minimnya stok perikanan. Beberapa olahan ikan Indonesia masih kekurangan saat ini. Thomas bilang, ikan laut Indonesia saat ini terbatas. Sedangkan produk olahan ikan dalam bentuk surimi saat ini sedang tidak berproduksi.
Lebih parah lagi diungkapkan Thomas adalah industri ikan kaleng Indonesia yang saat ini impor dari Oman. Komoditas yang bisa diunggulkan untuk ekspor adalah udang dan ikan olahan, tetapi udang Indonesia masih kalah dalam persaingan harga. "Udang bisa tapi harganya lebih mahal daripada India," terang Thomas.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) ekspor ikan segar Indonesia pada periode Januari hingga Juli 2017 mengalami penurunan 14,87% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pada periode Januari hingga Juli 2016 ekspor ikan segar Indonesia sebesar 75.546 ton. Sementara pada periode Januari hingga Juli 2017 Indonesia mengekspor ikan segar sebesar 64.312 ton.
Penurunan tersebut diakui akibat kesulitan perizinan kapal saat ini. "Saat ini perizinan kapal sulit dan perlu pengukuran ulang bagi kapal penangkapan ikan," ujar Yugi Prayanto, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Kelautan dan Perikanan.
Menanggapi permintaan ikan dari Qatar, Yugi mengatakan harus ada pembahasan lebih lanjut mengenai jenis ikan yang akan diekspor. Ikan yang potensial diekspor dari Indonesia adalah ikan tuna, ikan tongkol, ikan kakap, dan ikan budidaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News