kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mark Dynamics bidik pasar domestik untuk produk klosetnya


Senin, 09 Juli 2018 / 18:47 WIB
Mark Dynamics bidik pasar domestik untuk produk klosetnya
ILUSTRASI. RUPS Mark Dynamics


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) telah memulai proses ekspansi bisnis produk sanitary tahun ini. Dimana perseroan telah menyelesaikan proses pembelian lahan untuk pabrik tersebut seluas 10 hektare (ha) yang berlokasi di Tanjung Morawa, Sumatra Utara.

Setelah beroperasi di 2020 nanti, perseroan bakal memproduksi sanitary jenis kloset terlebih dahulu. "Untuk tahap pertama kami akan produksi segala jenis kloset, baik duduk maupun jongkok," ujar Ridwan, Presiden Direktur PT Dynamics Indonesia Tbk (MARK) kepada Kontan.co.id, Senin (9/7).

Adapun latar belakang perseroan membuka usaha baru ini ialah melihat potensi pasar dalam negeri yang masih besar, disamping peluang dalam memaksimalkan bahan baku pabrikan yang sudah ada. "Kalau dilihat belum ada pabrik kloset di Sumatera, sehingga kalau memesan harus dari luar daerah atau bahkan impor," ujar Ridwan.

Ditambah lagi ongkos angkut produk kloset tergolong mahal lantaran volume dan beratnya yang memakan tempat. Melihat hal tersebut, perseroan yakin jika memproduksi di area Sumatera maka biayanya lebih kompetitif dan ekonomis.

Sementara itu, kata Ridwan, beberapa riset yang diperoleh MARK mendapatkan hasil bahwa Indonesia masih kekurangan pasokan kloset dari produsen sekitar 2-3 juta pieces dalam setahun. 

Sehingga untuk tahap pertama saat pabrik mulai beroperasi perseroan masih menyasar area market domestik, sampai 2-3 tahun usai operasi pabrik kloset berjalan MARK memikirkan merambah penjualan kloset ekspor.

Selain kekurangan pasokan kloset yang menjadi peluang itu, Ridwan mengatakan bahan baku yang sama dengan pabrik cetakan sarung tangan (mole) menyebabkan MARK bisa melakukan efisiensi produksi. "Sekitar 20% bahan sisa produksi cetakan sarung tangan MARK dapat dipergunakan sebagai bahan baku pabrik kloset," katanya.

Perseroan akan menggelontorkan dana senilai Rp 150 miliar untuk pembelian alat produksi pabrik tersebut, yang dikeluarkan secara bertahap dalam beberapa tahun kedepan.

Pada kuartal pertama 2018 perseroan mencatatkan penjualan Rp 78,47 miliar atau meningkat 54,9% dari periode yang sama 2017 sebesar Rp 50,63 miliar. Sementara, untuk laba bersih mencapai Rp 18,04 miliar atau meningkat 210,3% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,81 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×