kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengeruk Keuntungan dari Kemacetan Kota


Rabu, 17 Juni 2009 / 19:55 WIB


Reporter: Aprillia Ika |

JAKARTA.Macet merupakan hal yang biasa di kota Jakarta dan sekitarnya. Gara-garanya, banyak orang lebih suka memakai kendaraan pribadi ketimbang kendaraan umum yang memang kondisinya kurang nyaman dan aman.

Parahnya kemacetan Jakarta membuat pemerintah daerah DKI mencoba membatasi pemakaian mobil pribadi. Misal dengan memberlakukan three in one di beberapa jalan protokol pada jam-jam tertentu. Dan yang terbaru, pemerintah daerah DKI juga bakal membatasi masuknya mobil pribadi.

Ternyata hal ini bisa menjadi celah bisnis yang lumayan bagi pelaku rental kendaraan. Tengok saja pengalaman melissa Tamaka. Guru di sebuah sekolah internasional di Jakarta ini setiap hari haru bergelut dengan kemacetan Jakarta dari tempat tinggalnya di Pondok Gede.

"Saya berfikir, daripada menyewa joki lebih baik saya sekalian saja sewakan. Karena banyak orang pasti butuh angkutan yang nyaman dan aman sampai kantor," ujar wanita 28 tahun ini.

Maka setahun yang lalu, Melissa berinisiatif untuk menyewakan mobilnya untuk antar jemput karyawan. Usahanya dinamakan Bimo Rent Car. Saat ini Melissa mempunyai armada Avanza dan GrandMax.

Untuk jasa antar jemput ini, Melissa mematok tarif Rp 350.000 pulang pergi untuk satu unit mobil. Dari harga tersebut, harus dipotong untuk supir sekitar Rp 50.000 sampai Rp 100.000 tergantung jauh dekat jarak antar jemput. "Tarif tol dan bensin ditanggung penyewa," ujarnya.

Dalam sebulan, Melissa bisa mendapat minimal enam kali order antar jemput. Artinya, dalam sebulan Melissa bisa mendapat omzet minimal 2,1 juta sebulan sebagai tambahan penghasilan.

Lain lagi dengan PT Puji Kurnia Sejati. Perusahaan yang bermarkas di Tambun, Bekasi, ini memang mengkhususkan diri bergerak di bidang antar jemput karyawan sejak 12 tahun silam.

Saat ini perusahaan ini melayani 20 perusahaan yang tersebar di Cikampek, Karawang, Bekasi, Jakarta dan Bogor. "Prospek bisnis ini sangat bagus, karena sampai sekarang ada ratusan perusahaan yang antri untuk layanan ini," ujar Doan Endito, Operasional Staff PT Puji Kurnia Sejati.

Menurut Endito, saat ini perusahaannya menyediakan 50 Suzuki Elf berkapasitas 15 penumpang. Harga sewanya mulai dari Rp 300.000 sampai 700.000 per hari tergantung jarak. "Dari harga tersebut, sudah termasuk ongkos supir, bensin dan tol. Sehingga keuntungan kami hanya 30% saja," ujarnya.

Jika kita ambil harga dasar Rp 300.000 per hari, maka untuk operasional PT Puji Kurnia Sejati ini dalam sehari bisa meraup omzet Rp 15 juta.

Selain layanan mobil, di Bogor juga banyak layanan antar jemput yang menggunakan bus. Layanan semacam ini biasanya dikelola oleh suatu komunitas khusus. Misalkan saja komunitas yang dikelola oleh seorang pegawai BUMN di Jakarta. Sebut saja namanya Nanung.

Saat ini komunitas Nanung sudah mempunyai 45 anggota. Komunitas ini menyediakan bus Hiba Utama berkapasitas 54 orang dengan AC dan TV. Harga iuran per bulannya Rp 540.000 per bulan dibayar dimuka.

Komunitas ini sendiri sudah berjalans ejak tahun 2005 silam. Setiap bulannya Nanung bisa mengumpulkan Rp 21 juta dari iuran anggotanya tersebut.

karena sifatnya komunitas, maka Nanung tidak emngambil laba. Uang sebesar Rp 21 juta digunakan untuk menyewa bus dari Hiba sebesar rp 20 juta per bulannya.

"Rata-rata anggota komunitas adalah emreka yang punya mobil. Mereka memilih memakai bus karena nyaman dan irit," ujarnya. Nanaung sendiri bilang, kalau emmakai mobil pribadi dari Bogor ke Jakarta akan memakan biaya sampai lebih dari rp 1 juta setiap bulannya. "Belum lagi capek macetnya," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×