kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

MLM bertahan dengan penjualan langsung


Jumat, 19 Agustus 2011 / 09:38 WIB
MLM bertahan dengan penjualan langsung


Reporter: Maria Rosita | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Perusahaan multilevel marketing (MLM) sudah lama hadir di sini. Sekarang, sebagian masih bertahan memburu konsumen melalui sistem jaringan agen. Tapi ada pula yang mulai menggeser strategi pemasarannya, misalnya dengan penjualan ritel langsung.

Salah satunya adalah PT Citra Nusa Insan Cemerlang (CNI). Perusahaan yang bergerak di bisnis MLM selama lebih 20 tahun ini sekarang lebih berorientasi pada konsumen. Tahun ini, CNI ingin lebih terbuka sehingga konsumen bisa membeli langsung. "Jadi bukan cuma anggota yang bisa memiliki produk, masyarakat bisa datang ke kantor distributor langsung tanpa lewat member CNI," papar Pramesti Indah Permatasari, Kepala Divisi Pelayanan dan Urusan Publik CNI, kepada KONTAN.

CNI berubah lantaran membaca gelagat masyarakat. Menurut Pramesti, orang acap takut dengan pelaku MLM. Padahal, ia butuh produk.
Mengganti konsep bukan satu-satunya strategi. CNI juga akan mengembangkan bisnis online lewat website. Selain itu, CNI juga menggencarkan layanan antar langsung (delivery service) dalam dua sampai tiga tahun ini.

Semua itu dilakukan karena CNI mengejar kenaikan omzet 25% dibandingkan tahun lalu. Di semester I 2011, CNI sudah membukukan peningkatan omset 20% ketimbang periode sama tahun lalu.

Walau menggeber aneka strategi baru, CNI tetap membuka peluang menjadi anggota (member) jaringan MLM-nya. Agar orang tak berpikir negatif dengan MLM, CNI masuk lewat berbagai komunitas. CNI kini memiliki lebih 100.000 anggota. Perusahaan menargetkan jumlah itu mencapai 130.000 di akhir tahun.

Tak semua bisa tahan

Helmy Attamimi, Ketua Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia, melihat yang dilakukan CNI semata strategi bertahan dan menjaga pelanggan. Ia sendiri yakin bisnis MLM masih kuat.

Walau begitu, ia mengakui tak semua pelaku kuat menjalani bisnis MLM. Dia menggambarkan, sepuluh perusahaan lahir, satu mati. "Ada yang cuma coba-coba, ternyata merasa kesusahan, jadinya tutup," ungkapnya.

Sampai sekarang, APLI memiliki 67 anggota. Jumlah itu tidak banyak bertambah dibandingkan akhir tahun lalu yang sekitar 63 perusahaan.
Salah satu yang masih kokoh adalah PT Tupperware Indonesia. Menjual produk wadah plastik, Tupperware membidik kaum hawa. Namun, model MLM Tupperware agak berbeda. Ia menjual produk langsung hanya melalui agen penjual, tanpa sistem downline. Manajer Humas Tupperware, Umayanti Utami, menegaskan belum akan mengganti metode itu.

Namun, Tupperware punya strategi baru agar lebih dekat dengan konsumen. Tupperware akan membuka gerai pertamanya di Indonesia bulan ini, yakni di Pondok Indah Mal, Jakarta. Sekarang, perusahaan memiliki 72 distributor Indonesia dengan 120.000 agen penjual. Jumlah itu diharapkan mencapai 150.000 hingga akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×