Sumber: kontan | Editor: Test Test
SEOUL. Menjadi kaya secara instan dan agresif jualan. Keduanya identik dengan sistem multilevel marketing (MLM) yang akhirnya menimbulkan kesan negatif di kalangan masyarakat. Belum lagi maraknya money game yang mengatasnamakan MLM.
Tak mau cap buruk itu melekat padanya, mulai tahun depan pionir MLM di Indonesia, PT Citra Nusa Insan Cemerlang (CNI) akan mereposisi bisnisnya. "Kami merintis perubahan ini sejak dua tahun lalu. Ya, kini boleh disebut hybrid MLM," jelas Kepala Divisi Marketing CNI Theo Sondakh kepada KONTAN di Seoul Korea Selatan akhir pekan lalu.
Salah satu perubahan itu adalah mendekatkan produk ke konsumen. Misalnya, pendirian Creative Center (C-3). Di C-3 terdapat kafe yang menjual beragam minuman dan produk CNI, plus menu makanan cepat saji seperti piza dan burger. Di kafe ini CNI menggandeng Ginsco. Lalu ada salon yang berkolaborasi dengan Budi Setiawan, dan laboratorium kesehatan, bekerjasama dengan Winlab.
CNI juga membuka kesempatan masyarakat mendirikan Distributor Centre (DC). "Tidak harus member yang bisa memiliki DC. Tapi setelah punya DC, otomatis dia jadi member CNI," terang Theo.
Reposisi CNI lain adalah strategi pemasaran. CNI akan merangkul berbagai komunitas, seperti komunitas telepon seluler. "Kami presentasi produk ke mereka. Terserah mereka mau beli atau tidak, kami tidak memaksa," ucap Theo.
Kendati tak menyebut angka, ia mengakui akibat krisis global penjualan CNI sempat turun. "Tapi kini sudah naik, tahun ini kami targetkan pertumbuhan omzet 20%," kata Theo. Di 2010, CNI menargetkan menambah 70 DC menjadi 200 DC dan 15 produk baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News