kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Okupansi hotel di awal tahun tertekan


Kamis, 20 April 2017 / 11:45 WIB
Okupansi hotel di awal tahun tertekan


Reporter: Siti Maghfirah | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Meski pemerintah sudah mencanangkan program bisa menjaring sekitar 15 juta wisatawan asing ke dalam negeri pada tahun ini, masih belum mempan mendongkrak tingkat hunian hotel. Lesunya tingkat hunian itu terutama di sepanjang kuartal satu ini.

Maklum, tiga bulan awal biasanya masuk musim sepi wisatawan alias low season. Mari kita sambangi Hotel Sahid.

Menurut Hariyadi Sukamdani, Direktur Utama PT Hotel Sahid Jaya Tbk (SHID), dari total 600 kamar yang ada di Hotel Sahid, tingkat okupasni hotel tersebut di kuartal awal 2017 ini sebesar 60%.

Meski tergolong tinggi untuk ukuran low season, Hariyadi mengklaim, di periode kuartal satu pada tahun-tahun sebelumnya, tingkat okupansi dari hotel bintang lima ini bisa lebih baik. Namun ia tidak merinci besar angkanya.

Salah satu faktor penyebab anjloknya tingkat okupansi Hotel Sahid lantaran banyak tanggal merah, alias hari libur sepanjang kuartal satu tahun ini. "Langsung ngedrop, karena tanggal merah atau hari kejepit," kata Hariyadi, ke lada KONTAN, Selasa (18/4).

Maklum, sebagai city hotel, tingkat okupansi yang tinggi biasanya terjadi pada hari-hari kerja. Nah, saat masuk akhir pekan atau hari libur, tingkat okupansi hotel ini langsung anjlok, lantaran banyak orang kota, khususnya Jakarta yang lebih memilih bepergian ke luar kota.

Ia juga menyebutkan, tingkat okupansi yang masih rendah tersebut masih terus berlangsung sepanjang bulan April ini. Meski begitu, ia memproyeksikan, tingkat okupansi di Hotel Sahid serta hotel yang berada di jaringan perusahaan ini bisa lebih baik dibandingkan tahun lalu.

Nah ia menargetkan, tingkat hunian hotel kelolaannya ada kenaikan sekitar 10% dari tahun lalu. "Meski target ini agak berat, karena pemeirntah masih memangkas anggaran perjalanan akomodasi. Itu juga berpengaruh pada okupansi hotel kami, jelasnya.

Efek Pilkada

Sementara beberapa pengelola hotel lain mengaku masih belum mempunyai data resmi tingkat okupansi di periode tersebut. Salah satunya PT Grahawita Santika, yang mengelola lebih dari 100 hotel di tanah air.

Menurut Hinggi Safaranti Putratriana, Asisten Manajer Marketing Komunikasi Grahawita Santika, tingkat okupansi jaringan hotel ini di kuartal I 2017 masih belum terdata. Sehingga ia tidak bisa merinci besaran tingkat okupansi.

Ario Tejo, Direktur PT Pudjiade and Sons Tbk, pengelola Hotel Jayakarta justru menyebutkan, penyebab turunnya tingkat okupansi hotelnya di periode tersebut lantaran hiruk-pikuk pilkada Jakarta. Banyak tamu yang menunda pesanan hotel. "Sepertinya mereka menunggu sampai suasana lebih kondusif, lanjutnya.

Sayang ia tidak merinci penurunan tingkat okupansi tersebut. Tapi sisi positifnya, musim pilkada membuat ruang pertemuan hotel ini kerap terpesan oleh partai politik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU

[X]
×