kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45932,79   5,15   0.56%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Operator ritel berbasis umat ekspansi gerai


Selasa, 20 Maret 2018 / 09:22 WIB
Operator ritel berbasis umat ekspansi gerai
ILUSTRASI. Sodaqo Minimarket


Reporter: Andy Dwijayanto, Dadan M. Ramdan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kini, bisnis ritel tidak hanya dikuasai oleh konglomerasi besar. Fenomena saat ini, beberapa perusahaan berbasis keumatan mulai ekspansi pasar. Lewat format minimarket, gerai-gerai ritel milik umat ini optimistis bisa bersaing dengan peritel yang lebih mapan, seperti Alfarmart dan Indomart.

Salah satunya adalah PT Hydro Perdana Retailindo, perusahaan wakaf yang mengelola gerai Sodaqo Mart dan 212 Mart. Pendekatan yang dilakukan perusahaan ini adalah pemberdayaan umat. Ke depan, tidak hanya tumbuh minimarket berbasis syariah tetapi bisa membangun sekolah, rumah sakit, fasilitas umum dan sosial.

Syahru Aryansyah, Presiden Direktur PT Hydro Perdana Retailindo mengatakan, konsep gerai minimarket yang dikelola tidak menggunakan sistem franchise melainkan economic sharing. Alhasil, satu unit gerai bisa dimiliki hingga ratusan orang, yang berasal dari paguyuban, masjid, dan perkumpulan lain.

Misalnya, satu gerai bisa dimiliki 100-500 orang. "Jadi mereka merasa mempunyai toko sendiri dan belanja di toko sendiri. Ini kan sudah menciptakan captive market, katanya kepada KONTAN, Senin (19/3).

Menurut Syahru, pemilik gerai tidak akan terbebani manajemen fee, franchise fee, dan royalty fee karena sistem yang dijalankan berbasis pemberdayaan umat. Perusahaan ini akan memberikan empowering bisnis ritel kepada masyarakat. Misalnya, pelajaran financial management, store operation, dan inventory management.

Meski terbilang anyar, pertumbuhan gerai relatif cepat karena menerapkan economic sharing. "Per hari ini, kami sudah mempunya 160-an gerai itu hampir semua brand baik Sodaqo Mart maupun 212 Mart," sebutnya.

Hingga akhir tahun nanti, Hydro Perdana memproyeksikan bisa memiliki 500 gerai. Tahun depan, semakin agresif dengan menambah 1.500 gerai dan 8.000 gerai di 2022.

Selain Hydro Perdana, Lembaga Ekonomi Umat (LEU) juga merilis LEUMart. LEU juga membuka kesempatan bagi masyarakat luas untuk memiliki gerai ritel tersebut. Bahkan gerai perdana ritel LEUMart di Pesantren An Nawawi, Serang Banten, diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, Rabu (14/3).

LEUMart diharapkan bisa meningkatkan kapasitas pedagang tradisional dan UMKM menjadi pelaku usaha yang lebih modern. Sama halnya dengan Sodaqo Mart dan 212 Mart, LEUMart tidak mematok royalty fee, tanpa franchise fee, produk yang dijual menggunakan sistem konsinyasi. Adapun prinsipal tidak dikenakan listing fee.

Ronny Indradi, Direktur Operasional LEUMart menuturkan, LEU merencanakan pembukaan 1.000 gerai LEUMart di wilayah Jabodetabek. Targetnya, sebanyak 10.000 LEUMart di seluruh Indonesia dalam kurun waktu kurang dari tiga tahun. LEUMart terbuka bagi investor manapun, tidak khusus bagi umat Islam saja, katanya.

Agar bisa kompetitif dari sisi harga, LEUMart melakukan negosiasi langsung kepada prinsipal. Misalnya dengan Pertamina Ritel, Grup Mayora, Orang Tua Grup, Garuda Food Indoofood, Unilever, Wings, Bahari, dan Fiesta. Selain Kementerian Koperasi dan UMKM, LEUMart mendapat dukungan dari PT Pos Logistik, Telkom Sigma, Infomedia Telkom, dan BNI Syariah sebagai mitra kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×