kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.980.000   16.000   0,81%
  • USD/IDR 16.488   106,00   0,65%
  • IDX 7.830   -121,60   -1,53%
  • KOMPAS100 1.089   -17,02   -1,54%
  • LQ45 797   -14,45   -1,78%
  • ISSI 265   -3,29   -1,23%
  • IDX30 413   -7,90   -1,88%
  • IDXHIDIV20 481   -7,60   -1,56%
  • IDX80 120   -2,17   -1,77%
  • IDXV30 129   -2,94   -2,22%
  • IDXQ30 134   -2,35   -1,73%

Otomotif Indonesia bisa mengejar Thailand di 2018


Senin, 10 September 2012 / 14:34 WIB
Otomotif Indonesia bisa mengejar Thailand di 2018
ILUSTRASI. Seri dokumenter kriminal Netflix berikut cocok untuk menemani waktu santai.


Reporter: Melati Amaya Dori | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) optimistis, industri otomotif Indonesia bisa mengejar industri otomotif Thailand pada 2018. Namun, tentunya ada syarat untuk mencapai hal tersebut. Salah satunya adalah kapasitas produksi Indonesia bisa ditingkatkan hingga 2 juta unit per tahun atau lebih pada 2018.

Ketua Umum Gaikindo, Sudirman MR menyatakan, saat ini kapasitas produksi mobil di Indonesia masih kalah jauh dengan Thailand. Dimana untuk tahun 2012, Thailand sudah sanggup memproduksi 2 juta unit mobil setiap tahunnya, sedangkan Indonesia masih 900.000 unit untuk tahun ini.

Dari angka tersebut, jumlah mobil yang diekspor dan konsumsi dalam negeri di Thailand setara. Sementara, di Indonesia, dari angka 900.000, hanya 15% atau 135.000 unit yang ditujukan untuk pasar ekspor.

"Tahun depan, targetnya kita bisa memproduksi sekitar 1,2 juta unit, kemudian pada 2014 bisa produksi 1,5 juta. Maka pada 2018 kita bisa lampaui produksi Thailand sekitar 2 jutaan unit lebih," papar Sudirman kepada KONTAN hari ini (10/9) di Jakarta.

Gaikindo juga bilang, selain kapasitas produksi yang ditingkatkan, kebijakan yang mendukung dari pemerintah dan ketersediaan bahan baku mobil di Indonesia menjadi faktor utama dalam mendongkrak industri otomotif dalam negeri. Adapun dukungan yang diharapkan oleh Agen tunggal Pemegang Merk (ATPM) saat ini adalah pemberian insentif di bidang penelitian dan Pengembangan yang akan dilakukan pelaku otomotif Indonesia. Kemudian, harapam lainnya adalah insentif untuk mobil-mobil yang dirakit di dalam negeri.

"Kami juga meminta dukungan dalam hal ketersediaan bahan baku. Maksud kami adalah ketersediaan besi, baja, alumunium dan karet sebagai 70% dari komponen sebuah mobil. Pemerintah dalam hal ini harus besinergi dengan industri besi, baja, alumunium dan karet dalam negeri," tambah Sudirman.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×