kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar minuman cola semakin segar


Kamis, 13 Oktober 2011 / 08:00 WIB
ILUSTRASI. Pabrik?PT Megalestari Epack Sentosaraya Tbk (EPAC)


Reporter: Maria Rosita | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Betapa besar pasar minuman di Indonesia yang memiliki penduduk sekitar 240 juta orang ini. Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) memproyeksikan, nilai penjualan minuman nasional tahun ini bakal mencapai Rp 180 triliun hingga Rp 200 triliun. Bila dibanding dengan penjualan tahun lalu, angka ini naik 10%-15%.

Adhi S. Lukman, Ketua Gapmmi mengatakan, penjualan minuman ringan menguasai sekitar 60% dari total penjualan minuman nasional. Naiknya pertumbuhan minuman ringan, salah satunya terpicu oleh gaya hidup anak muda yang doyan berkumpul sambil menikmati minuman.

Selain itu, "Masyarakat ingin serba instan. Dulu masih banyak orang bawa minum dari rumah, sekarang tren itu hilang. Orang beli yang ada di dekatnya, enggak repot lagi," ujar Adhi kepada KONTAN, Rabu (12/10).

Prediksi Asosiasi Industri Minuman Ringan Indonesia (Asrim) pun tak jauh berbeda dengan Gapmmi. Asrim meramalkan, penjualan minuman ringan dalam kemasan tahun ini bakal tumbuh 15%.

Farchad Poeradisastra, Ketua Umum Asrim memandang, para pengusaha kini berlomba melakukan inovasi agar bisa menikmati potensi pertumbuhan yang manis ini. "Ada yang tadinya cuma memproduksi minuman berkarbornasi, sekarang juga bikin jus," ujar Farchad.

Siapkan investasi

Prospek minuman ringan yang besar pun tampak pada penjualan Big Cola, minuman karbonasi produksi PT Aje Indonesia. Meski baru setahun dipasarkan di Indonesia, penjualan bulanan coke asal Spanyol ini sudah melesat 1.900% dibandingkan dengan penjualan tahun lalu.

Aswan Nasution, Manajer Komersial Aje mengatakan, peningkatan pesat itu ditopang oleh harga yang murah dengan ukuran yang lebih besar dari kompetitor. Sekadar gambaran, Aje menjual Big Cola ukuran 300 mililiter (ml) seharga Rp 2.500 dan ukuran 1,5 liter seharga Rp 8.000.

Sementara, minuman coke merek lain ukuran 300 ml, dijual sekitar Rp 6.000. "Siapa sih yang tidak mau ukuran lebih besar tapi harga lebih murah," kata Aswan berpromosi.

Dengan kekuatan harga dan ukuran, Aje menargetkan penjualan hingga akhir tahun bisa mencapai 4,5 juta botol. Tak tanggung-tanggung, ia pun menaksir penjualan tahun 2012 akan tumbuh tujuh kali lipat daripada tahun ini.

Untuk mencapai target itu, Aje sudah berencana membeli tiga hingga empat mesin baru tahun depan. Adapun harga satu mesin berkisar Rp 80 miliar. "Persaingan akan semakin seru, kami juga tengah menyiapkan produk dan varian baru," ucapnya.

Sementara itu, PT Coca Cola Amatil (CCA) tetap pede akan mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar minuman ringan dengan pangsa 40%. Fransisca Layadi, Manajer Pemasaran Nasional CCA mengatakan, perusahaan yakin bisa meraih pertumbuhan penjualan sebesar 15%-20% hingga akhir tahun.

Demi mencapai target ini, CCI baru saja merilis tagline, yakni Segarkan Semangatmu. "Target utama pemasaran kami adalah anak muda usia 12-19 tahun, kami gencar pasarkan botol ukuran kecil pada mereka," jelasnya.

Sayang, CCA enggan merinci angka produksi minuman ringan pemegang merek Coca Cola, Fanta, Sprite, dan Pulpy Maid itu. Yang pasti, kata Sisca, pertumbuhan penjualan ini juga didukung oleh menjamurnya jaringan ritel modern di dekat rumah warga. Dengan begitu, konsumen lebih mudah memperoleh minuman ringan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×