kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasokan melimpah, harga ayam peternak jatuh lagi


Jumat, 24 Maret 2017 / 11:39 WIB
Pasokan melimpah, harga ayam peternak jatuh lagi


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Harga ayam hidup di tingkat peternak terus melandai dalam beberapa bulan terakhir. Sejak akhir Januari, trennya terus menurun. Hingga Kamis (23/3), rata-rata harganya Rp 11.000Rp 13.000 per kilogram (kg). Padahal, idealnya peternak menjualnya sekitar Rp 18.000 per kg.

Ketua Dewan Pembina Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia, Hartono menjelaskan, kondisi ini disebabkan oleh berlebihnya pasokan Grand Parent Stock (GPS) atau indukan ayam. "Tahun 2014, perhitungan pasar kita hanya membutuhkan 500.000 ekor GPS per tahun. Realisasi impor 2015 ada 700.000 ekor. Kelebihan pasokan hari ini adalah imbas dari proses 2015 kemarin," terangnya, Kamis (23/3).

Dampak dari kelebihan mengimpor GPS ini adalah anak ayam usia sehari atau day old chick (DOC) juga mengalami lonjakan pasokan. Saat ini, produksi DOC mencapai 62 juta ekor per pekan. Sedangkan kebutuhannya hanya 50 juta per pekan.

Hartono mengatakan bahwa peternak sudah meminta pada pemerintah untuk mengurangi impor GPS sejak dua tahun lalu. Akan tetapi, hal itu tidak dipenuhi oleh pemerintah. Malah, peternak ditakut-takuti dengan ancaman jika tidak impor, risikonya pasokan akan berkurang.

Penurunan harga ayam ini memukul peternak. Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) Sugeng Wahyudi bilang bahwa biaya produksi yang dikeluarkan peternak ayam saat ini mencapai Rp 17.000 per kg. "Jadi kalau harga Rp 18.000 per kg sudah cukup bagi peternak. Sekarang peternak rugi sampai Rp 5.000 per kg," ujarnya.

Ia bilang, biaya produksi tertinggi terletak pada pembelian pakan ternak dan bibit. Kedua kebutuhan tersebut memakan sekitar 88% biaya produksi.

Meski demikian, harga daging ayam di konsumen masih tinggi, di kisaran Rp 29.000-Rp 32.000 per kg. Sugeng menduga ada permainan harga di salah satu mata rantai distribusi. "Minimal ada empat rantai distribusi. Biasanya untung paling tinggi ada di pedagang eceran karena risikonya paling besar," ungkapnya.

Asumsinya, dengan harga dari di peternak sekitar Rp 12.000 per kg dan tiap rantai distribusi mengutip keuntungan sebesar Rp 3.000-Rp 4.000 per kg, maka harga ayam akan cenderung stabil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×