kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembeli end user mendominasi bisnis Sumarecon Agung


Kamis, 26 April 2018 / 16:00 WIB
Pembeli end user mendominasi bisnis Sumarecon Agung
ILUSTRASI. Proyek perumahan yang dikembangkan SMRA di Bekasi


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengembang seperti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) optimistis industri properti mulai bertumbuh di awal tahun ini. Salah satu penopang bisnis tersebut ialah mulai banyaknya pembeli end user, ketimbang investor, yang menjajaki pembelian properti sejak akhir tahun lalu.

Adrianto P. Adhi, Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk mengatakan saat ini kondisinya pembeli tipe investor masih menahan pembelian properti baru. "Jadi sebagian besar hingga 90% pembeli kami saat ini dari end user," ujarnya ditemui usai konferensi pers Ngobrol Properti, Kamis (26/4).

Penyebab investor menahan pembelian properti menurut Adrianto lantaran ketidakpastian politik dan ekonomi menjelang pemilihan umum berlangsung. Namun bukan berarti penjualan perusahaan berkode emiten SMRA ini dirasakan berkurang.

"Buktinya akhir tahun lalu Summarecon Serpong, hunian Symphonia, habis terjual hingga 363 unit. Dengan range harga Rp 1,2 miliar banyak end user yang beli," kata Adrianto.

Maka tak heran SMRA menargetkan pertumbuhan bisnis hingga 11% di tahun dengan patokan penjualan bersih Rp 4 triliun. Meski ada kabar bahwa suku bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) di industri perbankan mulai ada kenaikan, Adrianto mengaku tak mengubah target tersebut.

"Kami masih optimistis (dengan target tersebut), sebab (kenaikan suku bunga) belum terjadi kan? Kita lihat saja," sebut Adrianto. 

Ia mengaku industri ini memang terpengaruh oleh pelemahan rupiah, oleh sebab itu perusahaan tetap wait and see dengan kondisi tersebut.

Sekadar informasi, perusahaan tengah mengembangkan proyek di lima kota mandiri. Kelimanya adalah Summarecon Serpong, Summarecon Bekasi, Summarecon Kelapa Gading, Summarecon Bandung, dan Summarecon Karawang.

Rencananya pada semester II-2018 nanti manajemen Summarecon akan meluncurkan proyek rumah tapak di Bekasi Jawa Barat. Mereka mengembangkan proyek itu bersama dengan mitra bisnis Sumitomo Forestry Singapura Ltd. Melalui perusahaan patungan, keduanya akan membangun sebanyak 160 unit rumah tapak di lahan seluas 4,4 hektare (ha). Harga jual mulai Rp 2 miliar per unit.

Perseroan, kata Adrianto, memang fokus mengembangkan kota mandiri tadi (township). Seperti misalnya, Summarecon juga tengah mempersiapkan kota mandiri baru di Makassar, Sulawesi Selatan. Luas lahan di proyek ini mencapai seluas 170 ha.

Untuk itulah tahun ini Summarecon mengalokasikan dana belanja modal, kata Adrianto, sekitar Rp 2,3 triliun - 2,4 triliun. "Semua untuk pengembangan infrastruktur saja, karena semua kawasan kami memang masih membutuhkan pengembangan infrastruktur," jelas Adrianto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×