Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) optimistis bisnis properti tahun ini akan lebih baik. Hal tersebut didukung oleh kondisi ekonomi makro yang cukup bagus dan suku bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) juga sudah single digit.
Dengan pandangan tersebut, SMRA tahun ini mematok target marketing sales atau pra penjualan sebesar Rp 4 triliun. Ini meningkat 11,1% dibandingkan dengan pencapaian perusahaan pada tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp 3,6 triliun.
Adrianto P Adhi, Direktur Utama Summarecon Agung mengatakan, membaiknya prospek bisnis properti tahun ini sudah mulai tercermin sejak akhir tahun lalu di mana produk-produk yang dirilis perusahaan ludes terjual.
"Penjualan kami di Summarecon Serpong yaitu di symphonia dengan harga Rp 1 miliar sampai Rp 3 miliaran sold out, kemudian kami juga punya Kalista Homes di Karawang itu habis juga. Akhir tahun lalu menunjukkan satu indikasi bagus dan kami optimis kondisi bisnis properti sudah sangat membaik," kata Adrie pada Kontan.co.id, Sabtu (17/2).
Meskipun prospeknya dinilai akan lebih baik, SMRA masih akan berhati-hati dalam mengamati dinamika pasar. Adapun strategi yang akan dilakukan guna mencapai target adalah mengkombinasikan antara kebijakan harga, skema pembayaran dan jenis produk yang akan dirilis. Adrie bilang, strategi yang dilakukan harus berorientasi pada pasar dan harus diamati dengan seksama.
SMRA memang belum menetapkan akan lebih banyak bermain di segmen mana tahun ini karena perusahaan masih terus melakukan kajian pasar. Namun tahun lalu, pengembangan lima kota mandiri ini lebih banyak merilis produk di bawah harga Rp 2 miliar, bahkan ada yang di bawah Rp 1 miliar untuk proyek yang berlokasi di Summarecoon Emerald Karawang.
Walaupun banyak bermain di segmen Rp 2 miliar ke bawah, tahun lalu, SMRA juga tetap berani merilis produk dengan harga sampai Rp 3 miliar. " Kita di Symphonia juga meluncurkan harga sampai Rp 3 miliar tapi memang tidak sebanyak di bawah Rp 2 miliar. Segmen itu terserap semua, yang artinya pasar di harga Rp 3 itu sudah mulai ada," jelas Adrie.
SMRA masih akan terus meluncurkan produk-produk baru di lima kota mandiri yang sedang dikembangkan perusahana itu di Summarecon Serpong, Bekasi, Kelapa Gading, Bandung dan Karawang. Hanya saja, Adrie tidak menjelaskan berapa produk anyar yang akan dirilis perusahaan tahun ini.
Namun, SMRA berharap bisa meluncurkan proyek rumah tapak di Bekasi yang akan dikembangkan lewat perusahaan patungan dengan Sumitomo Foretry Singapura Ltd. Lewat joint venture tersebut, perusahaan akan membangun 160 unit rumah tapak di lahan seluas 4,4 ha. Rencananya, proyek itu akan dipasarkan mulai semester II 2018 dan akan dilego dengan harga mulai Rp 2 miliar per unit.
Selain pengembangan lima kota mandiri tersebut, SMRA juga sedang mempersiapkan proyek kota mandiri baru di Makassar seluas 170 ha. Proyek itu akan dikembangkan berkolaborasi dengan Mutiara Prioperti Group. Meskipun sedang dipersiapkan, Adrie belum bisa memastikan kapan proyek tersebut akan resmi diuncurkan. Lahan yang dimiliki SMRA tersebut cukup strategis karena lokasinya sangat dekat dengan bandara yang ada di Makassar.
Guna mendukung pengembangan bisnis, SMRA akan menganggarkan belanja modal (capex) Rp 2,4 triliun tahun ini. Adrie bilang, dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan infrastruktur di kawasan-kawasan yang sedang mereka kembangkan saat ini. "Tahun ini tidak akan tambah lahan. Dananya semua untuk pengembangan infrstruktur saja, karena semua kawasan kami memang masih membutuhkan pengembangan infrastruktur terutama untuk Summarecon Bandung," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News