kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

Pemerintah diminta kerek harga pembelian beras


Minggu, 14 Februari 2016 / 22:14 WIB
Pemerintah diminta kerek harga pembelian beras


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Petani terus menyuarakan kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) beras dan gabah pada tahun 2015. Kenaikan HPP mendesak dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Bila tidak, maka jumlah petani yang akan jatuh miskin bisa lebih dari satu juta jiwa.

Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) Dwi Andreas Santosa megatakan bila pemerintah tidak ingin mereview HPP maka akan menyengsarakan petani. Ia mengatakan, idealnya harga GKP di level petani minimal Rp 4.000 per kg. Sedang di HPP hanya Rp 3.700 per kg. "HPP merupakan satu-satunya instrumen yang dapat melindungi petani," ujar Andreas kepada KONTAN, Minggu (14/2).

Bila HPP tidak jadi dinaikkan tahun ini, sudah pasti para petani akan jatuh miskin lagi. Berdasarkan kajian AB2TI, sejak pemerintahan Jokowi sampai sekarang ada hampir satu juta petani yang jatuh miskin akibat kebijakan pangan yang tidak pro pada petani. "Pada enam bulan pertama saja pemerintahan sekarang sudah ada 570.000 petani yang jatuh miskin," tutur Andreas.

Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti mengaku Bulog kerap kesulitan membeli gabah dan beras dari petani sesuai HPP. Untuk itu, BUMN Pangan ini meminta agar diberikan fleksibilitas HPP mengikuti harga pasar demi mengejar target pengadaan beras tahun ini sebanyak 3,9 juta ton.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×