kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan mobil super mewah lesu


Sabtu, 26 Agustus 2017 / 13:30 WIB
Penjualan mobil super mewah lesu


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID -  Bisnis mobil super mewah impor sedang terengah-engah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cenderung stagnan ditambah tingginya beban pajak, membuat permintaan mobil kelas wahid tersebut menurun.

Berdasarkan pantauan KONTAN di beberapa diler mobil mewah yang dikelola importir umum di sepanjang arteri Pondok Indah menunjukkan hal yang sama. Pengelola diler menyatakan penjualan mobil mewah cenderung stagnan, bahkan menurun beberapa tahun terakhir.

Menyusutnya minat pembelian mobil premium juga tergambarkan dari data impor di Kementerian Perdagangan (Kemdag). Periode Januari-Mei 2017 nilai impor mobil penumpang dengan silinder antara 1.500 cc-3.000 cc mencapai US$ 231 juta. Nilai itu turun 4,1% dibandingkan impor mobil periode yang sama tahun lalu US$ 241 juta.

Chief Executive Officer Ferrari Jakarta Arie Christopher mengatakan, kondisi ekonomi yang sedang slowing down secara otomatis berimbas pada bisnis mobil premium ini. Selain itu tingginya, pajak yang harus ditanggung pembeli mobil mewah ini juga jadi keluhan calon pembeli.

"Tantangannya, tarif bea masuk yang sangat tinggi, PPn (pajak penjualan) barang mewah yang juga sangat tinggi, menyebabkan harga jual menjadi sangat mahal," urai Arie, Jumat (25/8). Padahal, kata Arie, Indonesia merupakan pasar mobil premium yang potensial.

Oleh karenanya, pelaku usaha di sektor ini mengharapkan agar pemerintah dapat menurunkan tarif bea masuk untuk kendaraan-kendaraan mewah tersebut. Dengan cara ini, saat daya beli masyarakat lesu, hasrat memiliki mobil mewah tetap terangkat.

Public Relations Manager Rolls-Royce Motor Cars Indonesia Chendy Sumera mengatakan tidak terlalu khawatir dengan persoalan pajak yang ditimpakan kepada kendaraan mewah. Menurut Chendy, mobil mewah memiliki segmen tersendiri.

Sehingga, persoalan naiknya pajak tak berefek pada penurunan pangsa bisnis Rolls-Royce Motor Cars Indonesia. "Sebagai kekuatan ekonomi baru di dunia, pasar di Indonesia masih sangat potensial," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (25/8).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×