kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,56   -6,79   -0.73%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan rumah di Banten anjlok 49%, kuartal III


Jumat, 20 Oktober 2017 / 11:23 WIB
Penjualan rumah di Banten anjlok 49%, kuartal III


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan rumah di wilayah Banten merosot tajam. Selama kuartal III 2017, penjualan anjlok hingga 49% dibandingkan kuartal sebelumnya.

Hal itu tercermin dari riset Indonesia Property Watch pada kuartal III-2017 yang dikutip Jumat (20/10). Penurunan tertinggi di Banten terjadi di segmen menengah yang anjlok sebesar 69,0%, sedangkan di segmen kecil turun sebesar 32,4%.

"Penurunan di tipe kecil ini juga dirasakan para pengembang perumahan sederhana di wilayah Banten." ungkap riset tersebut.

Tingginya harga tanah di wilayah Tangerang, memaksa banyak pengembang untuk menawarkan rumah dengan harga yang relatif tinggi tanpa diimbangi dengan peningkatan permintaan di segmen ini.

Pergeseran pasokan rumah menengah mulai terjadi ke lokasi-lokasi yang lebih jauh lagi dari pusat kota, namun sangat rentan dengan tingkat permintaan yang relatif lebih rendah dari pasokan yang ada.

Meskipun demikian, penjualan rumah tipe besar di Tangerang Selatan mengalami kenaikan 32,5% khususnya di beberapa perumahan seperti BSD City dan Graha Raya.

Penurunan penjualan rumah di Banten inilah yang kemudian menyebabkan nilai penjualan rumah di wilayah Jabodebek-Banten kuartal III anjlok 25,2% menjadi Rp 742,3 miliar.

Turunnya nilai penjualan ini juga sejalan dengan menurunnya jumlah unit terjual dari 2.024 unit menjadi 1.513 unit pada Q3-2017 atau turun sebesar 13,7%.

Berbeda dengan Banten, penjualan rumah di wilayah Bogor, Depok dan Bekasi justru meningkat. Penjualan di Bekasi naik 20,7% , Bogor meningkat 55,3%, dan Depok melonjak 97,6%.

Dari data yang ada diperlihatkan kenaikan penjualan di Bodebek ini terjadi hampir di semua segmen dengan kenaikan tertinggi terjadi di segmen menengah.

Peningkatan ini diperkirakan lebih dikarenakan masifnya pembangunan infrastruktur di koridor Bekasi dan Bogor sehingga hampir semua proyek menawarkan rumahnya dengan konsep TOD yang meningkatkan potensi permintaan rumah di wilayah ini.

Proyek-proyek perumahan seperti Metland Cibitung, Vila Mutiara Cikarang, dan Mutiara Gading City menunjukkan peningkatan permintaan di segmen menengah sampai bawah. Peningkatan juga terjadi di beberapa proyek di ruas Cibubur-Cileungsi.

Komposisi penjualan unit rumah terbesar berada di segmen harga Rp 300 juta– Rp 500 juta sebesar 46,4%, diikuti segmen Rp 150 juta – Rp 300 juta sebesar 26,6%, dan rumah sederhana sebesar 17,1%. Sedangkan rumah seharga di atas Rp 1 miliar hanya sebesar 9,9 %.

Indonesia Property Watch menperkirakan tren penjualan rumah pada triwulan berikutnya masih sangat tidak stabil dan belum menunjukkan tren naik yang sebenarnya.

Peran perbankan terutama bank-bank BUMN diharapkan dapat membantu mendorong pertumbuhan penjualan rumah di wilayah ini dengan menurunkan suku bunga dasar acuan yang sampai saat ini belum juga bergerak turun meskipun suku bunga acuan Bank Indonesia telah turun sampai 4,25%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×