kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertamina digitalkan nozzle di 5.518 SPBU


Selasa, 14 Agustus 2018 / 10:04 WIB
Pertamina digitalkan nozzle di 5.518 SPBU
ILUSTRASI. Deretan Nozzle SPBU


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) berencana meningkatkan kualitas nozzle di 5.518 stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) dengan menyematkan sistem digital. Mereka menggandeng PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk dalam penggantian nozzle ini.

Pertamina telah melakukan ujicoba di 10 SPBU yang berada di Pulau Jawa. "Kami dibantu Telkom sebab Pertamina tidak punya kapabilitas untuk bisa langsung menjangkau seluruh Indonesia," ujar Jeffrey Tjahja Indra, SVP Corporate ICT PT Pertamina (Persero), Senin (13/8).

Oh iya, nozzle merupakan ujung selang untuk mengisi bahan bakar. Mengoperasikan total 7.415 SPBU, target Pertamina tahun ini memasang nozzle sebanyak 5.518 SPBU.

Paling tidak, satu SPBU Pertamina memiliki 13 nozzle. Dengan kepemilikan jaringan yang luas, Telekomunikasi Indonesia atawa Telkom yakin akan lebih mudah melakukan pemasangan nozzle di ribuan SPBU Pertamina.

Meskipun, Telkom tak menampik tugas tersebut tak mudah. "Pekerjaan ini cukup berat, menantang, tapi kami akan lakukan sebaik mungkin dan secepat mungkin," imbuh Dian Rachmawan, Direktur Enterprise and Business PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, dalam kesempatan yang sama.

Hanya, sejauh ini baik Pertamina maupun Telkom bungkam mengenai nilai investasi yang dibutuhkan serta besaran nilai kerjasama antar dua perusahaan pemerintah tersebut. Kedua perusahaan tersebut berdalih, tengah merumuskan anggaran dan model bisnis.

Yang terang, digitalisasi nozzle SPBU adalah mandat dari pemerintah. Lewat Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas), pemerintah mengeluarkan kebijakan agar setiap nozzle di SPBU mengusung sistem digital.

Saryono Hadiwidjojo, Anggota Komite BPH Migas berharap, digitalisasi nozzle bisa memberikan data valid dan bisa mengendalikan konsumsi bahan bakar public service obligation atau BBM PSO maupun non PSO.

Dengan begitu, ke depan, pemerintah bisa memberikan jaminan ketersediaan pasokan dan distribusi yang lebih baik bagi BBM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×