kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLN antisipasi kelistrikan Labuan Bajo jelang pertemuan tahunan IMF-World Bank


Rabu, 28 Maret 2018 / 09:13 WIB
PLN antisipasi kelistrikan Labuan Bajo jelang pertemuan tahunan IMF-World Bank
ILUSTRASI. Wisata Taman Nasional Komodo


Reporter: Azis Husaini | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - LABUAN BAJO. PT Perusahaan Listrik Negara tengah mempersiapkan kelistrikan Labuan Bajo menjelang IMF-World Bank Annual Meeting pada Oktober 2018. Meski acara diadakan di Bali, destinasi yang akan dikunjungi adalah Labuan Bajo, khususnya Pulau Komodo.

Djoko R. Abumanan Direktur Regional Jawa Bagian Timur Bali Nusa Tenggara PLN mengungkapkan, sampai hari ini rasio elektifikasi NTT sudah mencapai 60,1%. Harapannya sampai akhir 2019 ada kenaikan rasio elektrifikasi menjadi 80%.

"Kami menyiapkan yang selama ini tertinggal rasio elektifikasinya. Salah satunya kami siapkan transmisi Ruteng-Labuan Bajo dengan 226 Tower sepanjang 70 kilometer," ungkap Djoko, Rabu (27/3).

Persiapan dan percepatan transmisi itu untuk mendukung acara internasional IMF-World Bank Annual Meeting pada Oktober 2018 yang dipusatkan di Nusa Dua Bali. "Tetapi pemerintah mengarahkan destinasinya ke Labuan Bajo, Pulau Komodo," imbuh dia.

Djoko mengatakan, pihaknya menghabiskan dana Rp 28 miliar untuk membangun transmisi Ruteng-Labuan Bajo tersebut. Sampai hari ini tinggal 2 tower lagi yang masih dalam pengerjaan dari 226 tower yang harus dibangun sebelum acara IMF dimulai.

Djoko mengatakan, dalam membangun transmisi bertegangan 150 kV tersebut ada beberapa pihak yang sangat mudah bekerjasama dan ada pula yang sulit. "Salah satunya Pemilik Plataran Group bersedia di atas lahannya dilewati transmisi kami, kami berterima kasih," ungkap dia.

Namun bukan tanpa kendala, ada saru perusahaan yang tidak mau lahannya dilewati kabel transmisi. "Lahannya milik pengusaha Malaysia. Akhirnya kami titip ke pengadilan sesuai UU No 2 tahun 2012 tentang pembebasan lahan," imbuh Djoko.

Christiyono General Manager Wilayah NTT menambahkan, pertumbuhan listrik paling tinggi di NTT ada di Labuan Bajo dan Atambua. Untuk di Labuan Bajo karena terdorong dengan adanya daerah wisata yang semakin maju. Saat ini banyak bermunculan hotel-hotel baru. "Kalau di Atambua tumbuhnya karena daerah perbatasan kita itu jadi pusat perdagangan Indonesia-Timor Leste," ungkap Djoko.

Dia menyatakan, saat ini rata-rata pertumbuhan listrik nasional 3,5%. Tetapi untuk di dua daerah itu lebih tinggi. "Bisa 5% ke atas pertumbuhannya, imbuh dia.

Saat ini beban pucak di Labuan Bajo mencapai 8 megawatt (MW) dengan daya terpasang 12 MW. Namun nantinya kapasitas daya akan terus bertambah seiring dengan beroperasinya beberapa pembangkit listrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×