kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi batubara baru 180 juta ton


Kamis, 16 Agustus 2018 / 06:49 WIB
Produksi batubara baru 180 juta ton
ILUSTRASI. Aktifitas Alat Berat di Tambang Batubara Adaro


Reporter: Azis Husaini, Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk menambah produksi batubara nasional sebanyak 100 juta ton agaknya semakin berat. Sebab, hingga Rabu (15/8), produksi batubara nasional baru mencapai 180 juta ton. Jumlah tersebut setara 37,11% terhadap target awal yang mencapai 485 juta ton.

Dengan estimasi penambahan produksi 100 juta ton, maka target produksi tahun ini menanjak menjadi 585 juta ton. "Kemarin dalam Ratas (Rapat Terbatas), Presiden Joko Widodo memberikan arahan, kita membutuhkan devisa. Jadi dibuka untuk kesempatan menambah produksi sebanyak 100 juta ton," ungkap Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM, Agung Pribadi ke KONTAN, Rabu (15/8).

Hingga kini sudah ada produsen yang bersedia menambah produksi 25 juta ton dari 100 juta yang ditargetkan. Jumlah itu diproyeksikan bisa menambah devisa sebesar US$ 1,5 miliar. "Sudah ada yang mengajukan penambahan 25 juta ton," imbuh Agung.

Sejauh ini produksi batubara nasional baru mencapai 180 juta ton. Hal itu karena masih banyak pemegang Izin Usaha Produksi (IUP) yang belum melaporkannya.

Kementerian ESDM tetap optimistis target tersebut akan terpenuhi hingga akhir tahun nanti. Alasannya, perusahaan batubara telah memiliki perhitungan dan strategi teknis operasional tertentu untuk bisa memproduki sesuai dengan target yang telah ditandatangani.

"Produksi batubara memang terpengaruh cuaca. Jika terjadi hujan, maka bisa tersendat. Namun saya menilai perusahaan sudah memperhitungkan teknis operasionalnya. Jadi Insya Allah taarget terkejar," tandas Agung.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia, mengungkapkan realisasi produksi batubara pada semester pertama tahun lalu memang rendah karena faktor cuaca. Akan tetapi, di semester kedua meningkat signifikan.

"Produksi batubara pada semester kedua tahun ini diperkirakan akan melonjak. Namun, apakah bisa memenuhi target, ini yang menjadi tantangan," ungkap Hendra.

Pengusaha menilai penambahan produksi batubara cukup tepat untuk membantu mengatasi defisit transaksi berjalan. "Ekspor batubara menjadi andalan ekspor Indoensia," jelas Hendra.

Apalagi, menurut dia, semasa krisis global pada 2008, Indonesia bisa bertahan, antara lain ditopang oleh ekspor batubara. Namun, Hendra belum bisa memproyeksikan reaksi pasar atas kebijakan penambahan produksi ini. "Untuk potensi dampak terhadap harga pasar, kami belum tahu seperti apa," ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×