kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi CPO Austindo Nusantara meningkat 19%


Minggu, 19 November 2017 / 17:24 WIB
Produksi CPO Austindo Nusantara meningkat 19%


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) melaporkan kinerja yang positif hingga Oktober 2017. Dalam waktu sepuluh bulan, emiten perkebunan ini mencatat kenaikan produksi tandan buah segar (TBS) dan crude palm oil (CPO) masing-masing 9,8% dan 18,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Hingga Oktober, ANJT mencatat produksi TBS sebesar 594.414 ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 541.066 ton. Produksi CPO meningkat menjadi 171.392 dari sebelumnya sebesar 144.066. Produksi Palm Kernel (PK) pun mengalami peningkatan hampir 11% menjadi 35.012 ton.

Direktur Keuangan ANJT Lucas Kurniawan mengatakan, peningkatan produksi tersebut didukung oleh peningkatan produksi TBS perkebunan ANJT di Kalimantan Barat, serta pemulihan perkebunan di Belitung yang signifikan setelah mengalami penurunan produksi pada 2016 akibat El Nino yang terjadi 2015 lalu.

“Sejalan dengan peningkatan jumlah produksi TBS, pembelian TBS dari petani juga meningkat dan kedua hal tersebut memberikan dampak positif pada kenaikan jumlah produksi CPO kami,” ujar Lucas kepada Kontan.co.id, Kamis (16/11).

Meski beberapa perkebunan ANJT mengalami peningkatan produksi, namun produksi TBS dan CPO perkebunan ANJT di wilayah Sumatera I mengalami penurunan hingga 29,6%. Penurunan tersebut merupakan dampak dari kekeringan yang terjadi pada pertengahan 2016. Walaupun begitu, Lucas mengatakan produksi perkebunan di wilayah tersebut mulai membaik sejak akhir kuartal III 2017.

Menurut Lucas, peningkatan produksi ini akan turut meningkatkan penjualan CPO ANJT. “Kami harapk volume penjualan CPO dapat mengalami kenaikan kurang lebih 15% dari volume penjualan tahun lalu,” ujar Lucas.

Sementara itu, ANJT juga turut menggenjot produksi komoditas perkebunan lainnya. Lucas mengatakan pihaknya sudah memulai proses konstruksi fasilitas pemrosesan edamame beku di Jember, Jawa Timur. Dia berharap, ekspor edamame akan bisa dimulai pada 2019 setelah konstruksi fasilitas dirampungkan, dan diperolehnya sertifikat kemanan pangan untuk tujuan pasar ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×