kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ramai-ramai kembangkan fiber optik


Selasa, 01 September 2015 / 19:43 WIB
Ramai-ramai kembangkan fiber optik


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Fiber optik saat ini menjadi tren baru dalam bisnis penyedia layanan internet. Para pelaku bisnis didalamnya pun berbondong-bondong mengembangkan jaringan yang lebih memberikan kestabilan atas koneksi internet tersebut.

PT Link Net Tbk misalnya. Secara garis besar, anak usaha PT First Media Tbk tersebut saat ini memiliki fiber optik dengan panjang hingga 20.000 kilometer (km).

Tapi, untuk catatan, panjang fiber tersebut merupakan pengembangan backbone, khusus untuk pengembangan jaringan fiber optik di jalur utama-utama saja.

Sama seperti kebanyakan pemain lain, jaringan internet dari jalur utama fiber optik hingga sampai ke rumah konsumen menggunakan jaringan dengan bahan Konvensional, bukan serat optik lagi.

"Ini disebutnya hybrid fiber coaxial (HFC). Di luar negeri pun masih banyak negara yang menggunakan teknologi seperti ini," jelas Liryawati, Investor Relation Link Net kepada KONTAN.

Bukan soal ketidakmampuan, tapi penggunaan HFC lebih karena belum siapnya pasar atas teknologi yang lebih baru, full fiber optic bahkan hingga kedalam rumah, ketimbang HFC yang pada dasarnya juga relatif masih baru.

Kendati demikian, manajemen tetap mempersiapkan diri guna menghadapi perubahan tren permintaan pasar ketika suatu saat nanti, konsumen meminta semuanya menggunakan fiber optik, bukan lagi HFC.

Tanpa menyebutkan investasinya, Link Net saat ini juga sedang menyediakan layanan internet untuk sebuah kawasan properti premium di Jakarta.

Jaringannya tidak lagi menggunakan HFC, tapi sudah sepenuhnya fiber optic yang menjangkau hingga ke ruangan-ruangan didalam properti tersebut.

"Ini pilot project kami, jika waktunya sudah tepat akan kami luncurkan lebih luas lagi," tandas Liryawati.

Secara bisnis, tentunya menggunakan 'all fiber optic' memiliki peluang yang sangat besar. Tapi, saat ini sepertinya belum menjanjikan, apalagi saat ekonomi sedang surut.

Yang jelas, pilot project ini bakal menjadi dasar Link Net nantinya untuk mekuncurkan jaringan yang bisa memberikan kecepatan internet yang sangat tinggi. "Kami learning by doing," imbuhnya.

Tak mau ketinggalan, perusahaan pelat merah PT Tekekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) juga mekakukan ekspansi sejenis.

Bahkan, untuk saat ini, bisa dibilang jika Telkom merupakan perusahaan yang memiliki fiber optik terpanjang di Indonesia.

Sebab, hanya tinggal sedikit lagi perseroan memiliki fiber optik yang secara total mencapai 75.000 km.

Arif Prabowo, Corporate Secretary Telekomunikasi Indonesia menjelaskan, pembangunan jaringan ini untuk memberikan layanan data yang lebih baik. "Fiber optik membuat kualitas konektivitas internet jauh lebih baik," ujar kepada KONTAN.

Arif bilang, September 2015, Telkom akan memperpanjang fiber optiknya dari Jayapura menuju Timika. Selanjutnya kabel akan disambung lagi hingga ke menuju Merauke.

"Kami ingin jaringan fiber optik menjangkau Indonesia dari Sabang sampai Merauke," tandas Arif. Arif tidak memerinci secara spesifik berapa besar investasi fiber optik di Papua ini.

Yang jelas Telkom tahun ini punya anggaran belanja modal lebih dari Rp 20 triliun. Nah dari jumlah itu sekitar 20% dialokasikan untuk perluasan jaringan, termasuk fiber optik, homepass dan penunjang lainnya. Dengan menambah jaringan fiber optik Telkom berharap bisa dimanfaatkan oleh pelanggan.

Wajar jika Telkom memiliki fiber optik yang paling panjang dibanding pemain lain. Soalnya, Telkom merupakan perusahaan pelat merah.

Artinya, dia memiliki kewajiban untuk mengisi kekosongan atau titik-titik yang ditinggalkan atau bahkan dihindari oleh swasta karena tidak menguntungkan secara bisnis.

PT Indosat Tbk tahun ini menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini sekitar Rp 7,5 triliun.

"Sekitar 60%-70% -nya itu untuk pengembangan radio karena tahun ini adalah tahun terakhir modernisasi radio," imbuh Alexander Rusli, Direktur Utama Indosat.

Dia menambahkan, pemgembangan sistem radio tersebut memiliki banyak unsur mulai dari perangkat homepass hingga penambahan panjang fiber optik yang merupakan komponen penting atas jangkauan internet saat ini.

Lalu, ada juga jaringan milik PT Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks) kini mencapai 13.000 km. Jaringan Fiber Optic atau yang disebut Biznet Fiber itu telah menjangkau 70 kota di Pulau Jawa, Bali dan Sumatera.

President Director Biznet Networks, Adi Kusma, mengatakan, perluasan jaringan Biznet Fiber Jawa Bali sepanjang 1.700 km menggenapkan panjang jaringannya menjadi 13.000 km. Hal ini sebagai komitmen perseroan untuk menyediakan layanan internet kepada masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×