kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ratusan hektare lahan benih tebu diserang hama


Kamis, 19 Juli 2012 / 16:05 WIB
Ratusan hektare lahan benih tebu diserang hama
ILUSTRASI. Staf medis berada di Unit Perawatan Intensif (ICU) . REUTERS/Benoit Tessier


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Kementerian Pertanian menemukan serangan hama di areal penangkaran benih tebu seluas 250 hektare (ha) di kawasan Merauke Integrated Food Estate and Energy (MIFEE) di Papua Barat. Kerugian akibat serangan hama itu diperkirakan mencapai Rp 40 miliar.

Gamal Nasir, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian mengatakan, ada empat perusahaan yang memiliki lahan penangkaran benih tebu tersebut, yaitu; PT Rajawali Corpora, PT Wilmar Indonesia, PT Murdaya Poo, dan Medco Agro.

"Belum ada rincian detailnya, tetapi perkebunan PT Rajawali Corpora yang paling banyak terserang hama jenis penggerek batang itu," kata Gamal di Jakarta, Kamis (19/7).

Saat ini, pemerintah sudah mengirimkan tim untuk melakukan penelitian atas kasus serangan hama tersebut. Selain mendata luas serangan hama, tim yang bentukan pemerintah itu juga menaksir nilai kerugiannya.

Selain itu, tim akan merekomendasikan besarnya biaya untuk penanggulangan hama. Rencananya, kerugian dari serangan hama penggerek batang itu akan ditanggung bersama-sama, baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi Papua, maupun pemerintah kabupaten Merauke dan juga pihak swasta yang terlibat.

"Perlu ada sharing biaya untuk pengendalian hama tersebut, setelah itu harus dilakukan penanaman kembali," tegas Gamal. Sementara itu, tim penanggulangan hama penggerek batang di wilayah MIFEE tersebut dipimpin oleh Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan.

Selain membentuk tim penanggulangan hama penggerek batang, pemerintah berencana membangun laboratorium khusus guna antisipasi ancaman hama di wilayah tersebut. Anggaran pembangunan laboratorium itu akan diambil dari APBN, sedangkan pemda setempat bertanggungjawab untuk pengadaan lahan. “Laboratorium kami harap selesai tahun depan,” tegas Gamal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×