kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Riyadh Group gelontorkan Rp 15 triliun di Sumatra


Kamis, 14 September 2017 / 12:00 WIB
Riyadh Group gelontorkan Rp 15 triliun di Sumatra


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - Perusahaan properti Riyadh Group Indonesia sedang menyiapkan sejumlah proyek kawasan wisata dan kawasan industri. Mayoritas lokasi yang mereka bidik di Sumatra.

Proyek kawasan wisata yang paling dekat akan Riyadh Group realisasikan ada di Batang Anai, Padang Pariaman, Sumatra Barat. Kalau tak ada aral melintang, pembangunan proyek kawasan wisata Batang Anai akan berjalan mulai Oktober atau November 2017. Saat ini, Riyadh Group masih dalam tahap menuntaskan izin pembangunan.

Riyadh Group merencanakan pengembangan kawasan wisata Batang Anai secara bertahap dalam kurun waktu 15 tahun dengan total nilai investasi Rp 15 triliun. Pengembangan proyek tahap I membutuhkan anggaran sebesar Rp 1 triliun.

Adapun luas landbank atau tabungan lahan di Batang Anai yang sudah Riyadh Group miliki yakni 400 hektare (ha). Nanti, bakal ada 1.200 resort di dalam sana.

Batang Anai bukan satu-satunya lokasi pilihan Riyadh Group. "Kalau pariwisata itu enggak boleh hanya di satu titik saja, saya mau mengembangkan lima titik di Sumatra Barat," ujar Bally Saputra Datuk Janosati, Chief Executive Office Riyadh Group kepada KONTAN, Rabu (13/9).

Lokasi selain Batang Anai yang sudah ketahuan adalah Mandeh. Riyadh Group ingin mengembangkan kawasan wisata seluas 200 ha di sana. Proses pencarian lahan masih berjalan karena hingga kini mereka baru memiliki landbank 10 ha di Mandeh.

Cita-cita Riyadh Group adalah menyulap ratusan hektar lahan tersebut menjadi seperti kawasan Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB). Untuk memuluskan rencana itu, mereka akan mengajak pengembang properti lain yang bernaung di bawah Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (REI).

Terbersit dalam benak Riyadh Group juga untuk menggandeng pengembang asal Malaysia.

Sementara proyek kawasan industri ada tiga. Dua di antaranya ada di Sumatra, yakni Batam seluas 4.000 ha dan sebuah lokasi yang masih dirahasikan seluas 5.000 ha. Satu kawasan industri lagi ada di Karawang, Jawa Barat seluas 3.000 ha.

Menggandeng pemda

Bally memberikan gambaran, kawasan industri yang masih dirahasikan tersebut sudah ditetapkan pemerintah sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

"Industri yang paling cocok dikembangkan di kawasan ini nanti adalah turunan dari kelapa sawit karena di sini luas sekali perkebunan sawit tetapi ada pengembangan industri turunannya," jelas Bally.

Riyadh Group akan mengandeng pemerintah daerah dan badan usaha miliki daerah (BUMD) untuk pengembangan kawasan industri yang masih dirahasiakan itu. Mereka memulai pembangunan dari pengembangan infrastruktur pada tahun ini.

Sementara rencana pengembangan kawasan industri di Batam dan Karawang tidak dalam waktu dekat. Pasalnya, proses pembebasan lahan di dua wilayah itu belum tuntas.

Sambil menyiapkan proyek-proyek baru, Riyadh Group melanjutkan pembangunan proyek yang sudah berjalan. Mereka akan mulai pembangunan empat menara apartemen Pancoran Riverside tahap II di Jakarta pada November 2017 mendatang. Nilai investasi pembangunannya Rp 1,2 triliun.

Proyek lain adalah Setiabudi Condominum di Medan, Sumatra Utara. Riyadh Group akan membangun 800 unit apartemen dengan nilai investasi Rp 350 miliar mulai kuartal IV 2017 nanti. Ada pula apartemen dan hotel di Sukamiskin, Jawa Barat. Nilai investasinya Rp 250 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×