kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Syngenta targetkan penjualan US$ 22 miliar di 2015


Rabu, 31 Oktober 2012 / 21:39 WIB
Syngenta targetkan penjualan US$ 22 miliar di 2015
ILUSTRASI. Paus Fransiskus menghadiri doa antaragama untuk perdamaian bersama dengan perwakilan agama lainnya di Basilika Santa Maria di Aracoeli, sebuah gereja di atas Bukit Capitoline Roma, di Roma, Italia, 20 Oktober 2020. REUTERS/Guglielmo Mangiapane.


Reporter: Anastasia Lilin Y | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

HO CHI MINH. Syngenta AG menargetkan bisa meraup penjualan hingga US$ 22 miliar pada 2015. Nilai ini setara dengan kenaikan 65,27% jika dihitung dari total pendapatan yang dibukukan pada 2011 sebesar US$ 13,3 miliar. Demikian Region Head Crop Protection Syngenta Asia Pacific, Andrew Guthrie memaparkan strategi jangka menengah Syngenta dalam acara Syngenta Media Workshop yang digelar di Ho Chi Minh City, Vietnam sejak Senin kemarin (29/10) hingga ditutup hari ini (31/10).

Andrew mengatakan dari pencapaian 2011 tersebut sumbangsih dari pasar Asia Pasifik belum besar. "Baru menyumbang US$ 2 miliar," kata dia. Asia Pasifik menjadi satu dari empat wilayah pemasaran Syngenta. Tiga yang lain Eropa, Afrika dan Timur Tengah yang digabungkan dalam satu wilayah, lalu ada Amerika Utara dan Amerika Latin. Pasar Asia Pasifik sendiri meliputi 14 negara yang juga terdiri dari empat wilayah yakni Asia Selatan, Asia Timur Laut, Asia Tenggara dan Australia.

Melongok laporan keuangan yang dilansir perusahaan pada paruh pertama 2012 kemarin, Syngenta membukukan penjualan US$ 8,3 miliar dan laba bersih US$ 1,5 miliar. Jika dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun lalu, artinya ada pertumbuhan penjualan 7,31% dan laba bersih naik 5,12%. Pertumbuhan penjualan benih jagung hingga 47% menjadi pendorong utama peningkatan penjualan.

Dari rilis laporan keuangan paruh kedua 2012 itu juga, pasar Asia Pasifik masih mencatatkan kontribusi paling kecil, yakni US$ 997 juta. Atau sekitar 12%. Padahal potensi pertanian di Asia Pasifik sebenarnya tak kalah dibandingkan tiga wilayah lain. Sementara penyumbang terbesar bagi pendapatan Syngenta adalah wilayah Eropa, Afrika dan Timur Tengah yang mencapai US$ 3 triliun. Disusul Amerika Utara sebesar US$ 2,8 triliun dan Amerika Latin US$ 1 triliun.

Head of Corn Marketing APAC Syngenta, Hardeep Grewal mengatakan iklim tropis yang ada di rata-rata wilayah di Asia Pasifik sebenarnya bisa memberikan keuntungan dibandingkan petani di Eropa dan Amerika Serikat (AS). Sebab iklim tropis memungkinkan petani untuk panen lebih dari sekali dalam setahun.

Ambil contoh jika petani menanamĀ  jagung dan padi pada April maka dia bisa memanen pada Juli hingga Agustus. Lantas penanaman selanjutnya pada Oktober dan panenan bisa dinikmati pada musim kering selanjutnya. Ini berbeda dengan kondisi pertanian di Eropa atau AS yang biasanya hanya sekali panen dalam setahun. Pola penanaman jagung dan kedelai di AS misalnya, biasanya malah dilakukan secara bergantian.

Namun kondisi geografis yang menguntungkan saja tidak cukup untuk menggenjot pertanian di Asia Pasifik. Selain soal perkembangan teknologi pertanian yang masih kalah jauh, Hardeep juga mencermati soal komunitas pertanian di AS untuk mengamankan pasokan. "Para petani di AS dan Eropa bisa saling bekerja sama untuk menentukan waktu kapan menjual dan kapan menyimpan stok. Dengan begitu mereka lebih tahan terhadap fluktuasi harga," beber Hardeep.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×