kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Synnex Metrodata Indonesia genjot digital platform


Selasa, 22 Agustus 2017 / 21:44 WIB
Synnex Metrodata Indonesia genjot digital platform


Reporter: Tantyo Prasetya | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - PT Synnex Metrodata Indonesia (SMI) memantapkan posisinya sebagai perusahaan distributor teknologi informasi (TI) dan komunikasi ternama di Indonesia dengan memperkenalkan produk Big Data Analytics buatan anak bangsa bernama Paques.

Lie Heng, Direktur Komersial PT SMI menyatakan, potensi industri big data analytics saat ini masih besar. Potensi pasar di Indonesia sebesar US$ 48 juta dan US$ 57 miliar secara global.

"Dengan penetrasi pertumbuhan sebesar 39,5% menurut saya potensi pasar big data masih sangat besar sekarang," terang Lie saat meresmikan kerja sama tersebut di Jakarta, Selasa (22/8).

Pengembangan software yang dilakukan oleh SMI selama ini memberikan kontribusi hingga 30% untuk sektor bisnis enterprise yang dijalankan oleh perseroan ini. Bisnis enterprise merupakan sektor bisnis utama yang dijalankan oleh SMI, selain sektor consumer dan sektor smartphone.

Sekadar informasi, PT SMI merupakan bentuk joint venture antara PT Metrodata e-bisnis yang juga entitas anak dari PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) dengan Synnex Technology International Corp yang fokus di bidang distribusi TIK.

Lie menambahkan, tahun lalu SMI mampu membukukan revenue sebesar Rp 7,9 triliun dengan sektor bisnis enterprise memberikan kontribusi pendapatan sebesar Rp 2,5 triliun. "Potensi sangat besar. Untuk big data yang kami lihat itu keseluruhan infrastrukturnya, tidak hanya software," tambah Lie. 

Ke depannya, SMI juga akan menggenjot digital platform, salah satunya e-commerce paltform. Dengan platform tersebut, SMI akan menyasar pelaku e-commerce dengan model business to business (B2B) dengan menawarkan layanan mulai dari sisi hardware, software, hingga cloud services di dalam 1 platform.

"Kami kan sifatnya B2B bukan business to consumer (B2C), jadi platform hanya bisa diakses oleh partner e-commerce kami, dan kami sudah berpartner dengan semua pelaku e-commerce," terang Lie.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×