kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tigaraksa Satria konsisten bermain di bisnis gas segmen B atas


Rabu, 20 Juni 2018 / 09:45 WIB
Tigaraksa Satria konsisten bermain di bisnis gas segmen B atas
ILUSTRASI. Produk Blue Gaz dan Vienta


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis liquid petroleum gas (LPG) PT Tigaraksa Satria Tbk belum seberapa jika dibandingkan dengan bisnis distribusi susu, makanan ringan dan kebutuhan rumah tangga. Persaingan bisnisnya juga ketat. Namun, perusahaan itu tak bisa melewatkan peluang di depan mata.

Tahun ini, Tigaraksa Satria menargetkan pertumbuhan bisnis LPG antara 4% sampai 5%. Hanya, mereka tak secara spesifik menyebutkan nilai pendapatan yang dibidik. Sementara selama ini, Tigaraksa senantiasa menggabungkan catatan penjualan LPG bersama dengan kompor dan blender.

Manajemen Tigaraksa hanya menyebutkan dekapan pangsa pasar gas isi ulang sekitar 0,4% dari total pasar LPG nasional. "Kalau dari khusus non-subsidi secara nasional, market share sekitar 1,8% sedangkan untuk Jawa saja sekitar 2,8%," tutur Lianne Widjaja, Presiden Direktur PT Tigaraksa Satria Tbk kepada KONTAN, pekan lalu

Dekapan pangsa pasar Tigaraksa memang belum bisa disebut maksimal. Maklum, sejauh ini area penjualannya hanya terbatas di Jawa. Keterbatasan area penjualan terkait dengan kepemilikan fasilitas pengisian bahan bakar gas (BBG) Tigaraksa yang baru ada di Jakarta dan Surabaya, Jawa Timur.

Adapun, penjualan LPG Tigaraksa menggunakan skema direct selling atawa penjualan langsung. Perusahaan berkode saham TGKA di Bursa Efek Indonesia itu belum menyentuh gerai penjualan ritel.

Sementara, persaingan bisnis LPG juga ketat. PT Pertamina (Persero) adalah pemain utama. Tiga tahun belakangan, perusahaan pelat merah tersebut bahkan merilis produk LPG non subsidi 5,5 kilogram (kg) merek Bright Gas berwana merah muda. Sebagai catatan, ukuran Bright Gas serupa dengan produk Blue Gaz milik Tigaraksa Satria.

Namun, Tigaraksa Satria tak ambil pusing dengan hal tersebut. Mereka mengaku masih mengendus pasar yang menjanjikan di segmen B ke atas, yang menjadi targetnya selama ini. "Elpiji non subsidi (Pertamina) memang jadi kompetitor, tetapi dari harga jual Blue Gaz tetap lebih mahal, jadinya bagi kami tidak masalah," tandas Lianne.

Informasi saja, tahun ini Tigaraksa mengalokasikan dana belanja modal sebesar Rp 9,97 miliar untuk bisnis gas. Bisnis gas berjalan di bawah anak perusahaan bernama PT Blue Gas Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×