Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tuntutan zaman hampir selalu menjadi alasan pelaku usaha mengembangkan platform digital. Rupanya, pengembang properti juga merasa tertuntut oleh hal itu. Sejumlah aplikasi penjualan produk properti pun mulai bertebaran.
Kalau tak ada aral melintang, pada April 2018 nanti PT PP Properti Tbk merilis aplikas penjualan online yang masih dirahasiakan namanya. Pengembangan aplikasi menghabiskan anggaran antara Rp 600 juta-Rp 700 juta. Semisal plus biaya pemasaran, total anggaran yang mereka keluarkan mencapai Rp 1 miliar.
Target PP Properti bukan konsumen pemakai atawa end user. Melainkan, para pekerja bebas alias freelancer yang bersedia menjajakan produk. Termasuk, komunitas usaha kecil menengah (UKM).
PP Properti siap mengganjar komisi sebesar 1% untuk setiap proyek yang terjual. "Ini akan sangat tepat kalau sampai ke orang yang tepat, misalnya kepada freelance yang mencakup agen properti, sales otomotif atau mahasiswa yang membutuhkan penghasilan tambahan," tutur Galih Saksono, Direktur PT PP Properti Tbk saat dihubungi KONTAN, Rabu (27/2).
Meskipun berbasis online, PP Properti memperkirakan calon pembeli nanti tetap membutuhkan akses fisik. Makanya, anak perusahaan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk itu mempersilakan konsumen mengunjungi lokasi proyek yang diminati. Bakal ada opsi untuk melakukan janji temu berdasarkan referensi penjual.
Produk-produk yang akan mejeng di aplikasi penjualan online PP Properti berupa apartemen. Perusahaan berkode saham PPRO di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu melego 12-15 apartemen di Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Bandung dan Jakarta.
PP Properti sadar, implementasi bisnisnya akan penuh tantangan. Oleh karena itu sebelum benar-benar menjalankan bisnis, mereka melakukan tes pasar. "Dimana-mana jual properti tidak mudah, sehingga harus ada pelaku yang tepat," ungkap Galih.
Pengembang lain, PT Metropolitan Land Tbk alias Metland sudah lebih dahulu mengoperasikan aplikasi e-Property Track (e-PT) sejak dua tahun lalu. Alih-alih melaju sendiri, perusahaan bekode saham MTLA di BEI tersebut menggandeng Rumah.com. Total dana investasinya tak lebih dari Rp 2 miliar.
Metland mengembangkan aplikasi karena target pasarnya dekat dengan dunia digital. Mereka yakin, kelak generasi milenial menjadi pasar potensial properti.
Metland menjajakan rumah tapak dan apartemen segmen menengah ke atas. Namun untuk saat ini, Metland tak membebankan target penjualan yang besar dari e-PT. "Kalau penjualan mungkin tidak terlalu besar, tapi membantu sales kami menjelaskan kepada klien dan kepada manajemen untuk merekam penjualan harian," terang Olivia Surodjo, Direktur PT Metropolitan Land Tbk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News