kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Transaksi e-commerce belum masuk data BPS


Rabu, 09 Agustus 2017 / 13:23 WIB
Transaksi e-commerce belum masuk data BPS


Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Perlambatan ekonomi di paruh pertama tahun ini masih jadi perdebatan di antara sejumlah pihak. Rhenald Kasali, Guru Besar Universitas Indonesia menyatakan bahwa alih-alih terjadi perlambatan, saat ini sedang terjadi shifting atawa perpindahan ekonomi.

Misalnya saja, munculnya tren belanja online hingga transportasi online membuat gerai-gerai offline dan transportasi publik konvensional kinerjanya menurun. Tapi, itu kontribusinya masih kecil. 

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara menyatakan, saat ini memang terjadi perkembangan pesat di sektor ekonomi digital. Terjadi pencatatan belanja yang besar pada sejumlah marketplace.

Namun hal tersebut belum diserap sebagai data konsumsi rumah tangga yang bisa mendorong pertumbuhan domestik bruto (PDB). Ia juga bilang potensi transaksi ekonomi digital bisa menurunkan inflasi.

Dia mencontoh seperti maraknya pengguna transportasi online yang biayanya lebih murah dari transportasi publik konvensional. Hal ini menurutnya bisa menurunkan tingkat inflasi yang bisa dimasukkan dalam data Badan Pusat Statistik (BPS)."Harusnya transaksi online bisa menyumbang daya beli dan menurunkan inflasi walaupun masih kecil,"kata Rudiantara, Rabu (8/8).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×