kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tutupi utang, Djakarta Lloyd berharap dari KSO


Rabu, 15 Februari 2012 / 09:00 WIB
Tutupi utang, Djakarta Lloyd berharap dari KSO
ILUSTRASI. Angka rata-rata okupansi jaringan Hotel Indonesia Natour mencapai 24% secara konsolidasi.


Reporter: Bernadette Christina Munthe | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Djakarta Lloyd (Persero) terus berupaya menghindari kebangkrutan. Kali ini, perusahaan pelat merah di bidang pelayaran itu berharap dapat menjalin kerja sama operasional (KSO) dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lain.

Sebetulnya, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang digelar Selasa (14/2) kemarin, sejumlah wakil rakyat mengusulkan agar perseroan yang berdiri pada 18 Agustus 1950 ini dilikuidasi. Namun manajemen Djakarta Lloyd berharap, perusahaan diberi kesempatan menjalankan bisnis dan menyelesaikan masalah keuangan dengan cara menjalin kerja sama dengan BUMN lain.

Direktur Utama Djakarta Lloyd Syahril Japarin mengatakan, saat ini perusahaan sedang menunggu waktu yang tepat untuk mengangkut batubara untuk PT PLN. “Sekarang sedang mempersiapkan bank guarantee. Harapan saya 1 Maret sudah beroperasi,” kata Syahril ketika ditemui usai RDP di Gedung DPR/MPR.

Dalam KSO dengan PLN, Djakarta Lloyd betugas mengangkut batubara 100.000 ton per bulan dari Lampung ke Sibolga, Sumatera Utara. Menurut Syahril, KSO ini mampu mengalirkan pemasukan lebih dari Rp 200 miliar per tahun. Order pengangkutan ini akan meningkat setiap tahun hingga mencapai 500.000 ton per bulan pada tahun kelima.

Sayangnya karena tak lagi memiliki kapal, maka untuk bisa mengangkut batubara ini pun Lloyd mesti menggandeng pihak ketiga. “Sampai hari ini dari lima kapal yang kami miliki rusak dan perlu perbaikan sehingga kami kerjasama dengan pihak ketiga. Tentu nanti kami bagi hasil dengan pihak ketiga tetapi pendapatan kami lebih besar,” papar Syahril.

Selain PLN, Djakarta Lloyd pun mengaku akan menjalin KSO dengan PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Dalam kerja sama ini, Djakarta Lloyd berpotensi mengangkut 800.000 ton bijih nikel per tahun. Kementerian BUMN mencatat, akan ada order angkutan bijih nikel Antam sebanyak 40.000 ton per bulan di tahun pertama dan akan naik menjadi 80.000 ton per bulan pada tahun kedua.

Djakarta Lloyd juga membidik kerja sama dengan PT Krakatau Steel Tbk. Dari emiten ini, Djakarta Lloyd melihat ada potensi pengangkutan 315.000 ton sponge iron per tahun dan impor bijih besi 2 juta ton per tahun.

Semua upaya ini dilakukan agar Djakarta Lloyd bisa mengantongi dana segar Rp 482 miliar. Dari total kebutuhan dana ini, sebesar Rp 237 miliar akan dipakai untuk membayar utang kepada karyawan, para pensiun, dan pesangon pemutusan hubungan kerja (PHK). Sementara Rp 140 miliar akan digunakan untuk membiayai perbaikan kapal dan sisanya untuk membayar utang lain-lain.

Deputi Menteri BUMN bidang Industri Manufaktur dan Infrastruktur Sumaryanto Widayatin mengaku tengah mengajukan kesepakatan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Djakarta Lloyd. Ia menaksir, total kontrak Djakarta Lloyd dari BUMN tahun ini bisa mencapai Rp 629,96 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×