kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waskita Tol Road targetkan divestasi tiga ruas tol terealisasi awal April 2018


Rabu, 21 Maret 2018 / 23:39 WIB
Waskita Tol Road targetkan divestasi tiga ruas tol terealisasi awal April 2018
ILUSTRASI. JALAN TOL FUNGSIONAL BREBES-BATANG DARI WASKITA TOLL ROAD


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Toll Road (WTR) memastikan rencana divestasi sejumlah ruas tol perusahaan tidak akan terganggu paska induknya PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mendapatkan teguran dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PURR) akibat rangkaian kecelakaan konstruksi yang melibatkan kontraktor tersebut.

Herwidiakto, Direktur Utama WTR mengatakan, rencana divestasi tol yang dimiliki perusahaan masih akan tetap berlanjut. Bahkan, divetasi tiga ruas tol yang ada di bawah PT Waskita Tol Tranjawa ditargetkan akan terealisasi pada awal April 2018 mendatang. "Target kami tiga ruas tol di Pantura yang berada di bawah WTT akan terealisasi. minimal sudah MoU awal April," katanya pada Kontan.co.id, Rabu (21/3).

Tiga tol tersebut merupkana bagian dari 7 tol di Trans Jawa yang akan dijual Waskita Toll Road dengan target dana Rp 10 triliun. Ketujuh ruas itu adalah Kanci-Pejagang, Pejagan-Pemalang, Pemalang-batang, Pasuruan-Probolinggo, Batang-Semarang, Solo -Ngawi, dan Batang-Semarang.

Sementara tol yang ada dibawah PT Waskita Tol Transjawa adalah Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, dan Pasuruan-Probolinggo. WTR masih fokus melego tiga ruas tersebut karena perusahaan memiliki porsi mayoritas di ketiganya. Namun Herwi tidak menyebutkan berapa target dana dari divestasi tiga ruas tol tersebut.

Adapun investor yang akan mengambil alih tersebut ketiga ruas itu Waskita Tol Transjawa ini masih merupakan perusahaan BUMN. "Untuk tiga ruas ini kita akan ada sinergi BUMN. Perusahaannya tidak hanya satu, bisa bermacam-macam. Nanti awal April akan diinformasikan," ujar Herwi.

Sempat empat ruas tol lainnya yang merupakan Trans Jawa masih belum ada perkembangan. WTR hanya menggenggam porsi minoritas jalan tol tersebut dan pemegang mayoritasnya adalah Jasamarga. Sebelumnya, emiten berkode JSMR itu mengungkapakan akan mengambil alih tol di Trans Jawa. Herwi bilang, pihaknya terbuka jika Jasamarga mengambil alih jalan tol tersebut asalkan valuasi harganya sesuai. "Intinya kami tidak akan menahan kepemilikan di sana,"" ujarnya.

Sementara tiga ruas tol lain yang bukan bagian Trans Jawa yang juga akan dijual yaitu Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, dan Kayu Agung-Palembang-Betung masih belum menunjukkan perkembangan. Herwi mengatakan, banyak investor yang mengkaji untuk mengambil alih tetapi perkembangannya belum signifikan.

Minat investor paling tinggi terutama di Tol Becakayu. Menurut Herwi, ada banyak investor yang keluar masuk melakukan kajian untuk mengambil alih proyek itu baik perusahaan lokal maupun asing. "Permasalahannya tol ini belum seluruh ruasnya beroperasi, sehingga tidak mudang untuk menghitung LHRnya. Investor-investor itu butuh kajian cukup lama. Kami persilahkan siapapun yang mau masuk, karena ini sifanya one on one," jelasnya.

WTR melihat kasus yang menimpa induknya tidak berpengaruh pada rencana perusahaan menambah konsensi baru serta rencana divestasinya karena teguran yang diberikan ke WSKT terkait dengan pengadaan konstruksi, bukan teguran sebagai pemilik konsensi.

Lagipula, lanjut Herwi , WTR bukan merupakan operator murni. Perusahaan hanya ingin turut berinvestasi mengembangkan jalan tol lain untuk mendukung program pemerintah. Setelah terbangun, perusahaan akan lebih banyak melepas kepemilikan nya di ruas-ruas tol tersebut,

Sementara untuk menvegah kasus kecelakaan konstruksi kembali terulang pada jalan tol milik mereka, WTR akan meningkatkan unsur Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3). Selain itu, langkah yang akan dilakukan perusahaan adalah lebih ketat dalam memilih konsultan indenpenden yang akan berhadapan dengan pekerjaan kontraktor. "Kami akan sempurnakan dalam hal pemilihan konsultan karena mereka yang berhadapan langsung dengan kontraktor di lapangan, bukan kami sebagai Badan Usaha Jalan Tol," tandas Herwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×