Reporter: Evilin Falanta | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Sejak tahun 2010 Kementerian Perdagangan sudah merencanakan upaya konversi minyak curah ke minyak goreng kemasan subsidi pemerintah yaitu minyak kita. Dengan begitu masyarakat dapat membeli minyak goreng dengan harga lebih murah murah.
Sayangnya, hingga memasuki tahun ini program minyak kita belum berjalan. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Gunaryo bilang, pihaknya tinggal menunggu keputusan dari peraturan menteri keuangan. "Waktunya kita belum tahu kapan karena masih menunggu hasil rapat dari peraturan menteri keuangan, tapi yang pasti tahun ini" ungkapnya.
Rencana program minyak kita akan diadakan dalam format pasar murah di 8 kota besar di Indonesia seperti di Jakarta, Bandung, Surabaya, Makasar, Medan, Palembang dan Pontianak. Namun, untuk daerah terpencil di wilayah Indonesia belum akan dicanangkan oleh pemerintah dalam waktu dekat ini.
Kementerian Perdagangan sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 250 miliar untuk subsidi minyak kita tersebut. Dan saat ini sudah terdaftar 24 produsen minyak yang berasal dari Jawa dan Luar Jawa untuk bergabung dalam program minyak kita ini.
Sekedar catatan, konsumsi minyak goreng nasional tahun lalu sebesar 3,2 juta ton yang terbagi atas 12% penggunaan untuk minyak goreng kemasan, 25% minyak goreng yang dikemas dalam drum atau plastik, dan 63% untuk minyak goreng curah.
Berdasarkan data Komoditas harian dari Kementerian Perdagangan hari ini (28/1), harga rata-rata nasional minyak goreng curah Rp 11.219 per kilogram (kg). Namun, dibeberapa kota seperti Gorontalo, Samarinda, Ambon, Ternate dan Manokwari harga minyak curah masih tinggi yaitu sebesar Rp 13.000/kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News