kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

1.200 Unit Fuel Pump Taksi Express Rusak


Rabu, 28 Juli 2010 / 07:29 WIB


Reporter: Gloria Haraito, Agung Ardyatmo |



JAKARTA. Kelumpuhan armada akibat macetnya tangki bensin juga dialami oleh PT Express Trasindo Utama. Sebulan terakhir, setiap hari ada 40 unit taksi Express yang lumpuh di jalan. Dengan begitu, total taksi Express yang lumpuh mencapai 1.200 unit.

"Jumlah ini 20% dari total armada kami," ujar Presiden Direktur Express, Daniel Podiman, Selasa (27/7).

Ia mengaku agak kerepotan menghadapi kerusakan yang bertubi-tubi ini. Sebab, taksi yang tiba-tiba mogok di jalan harus diderek ke pool. Keterbatasan mobil derek membuat proses penarikan taksi ke pool ini pun butuh waktu lama.

Express menggunakan Toyota Limo dan New Toyota Limo. Usia taksi yang mogok ini beragam dari mulai yang paling gres sampai tiga tahun. Herannya, ada pula taksi yang baru seminggu dari penyalur, sudah rusak. Daniel mengakui, taksi Express bisa mengisi bensin di SPBU manapun.

Sembari menunggu hasil investigasi yang dilakukan oleh pemerintah, Express memilih mengganti fuel pump dengan yang baru agar sopir tak kehilangan penghasilan. Lanjut Daniel, taksi bisa mogok narik sehari sampai seminggu sampai tersedia fuel pump baru. Express menggunakan komponen fuel pump dengan harga Rp 1,2 juta sampai Rp 1,6 juta per unit.

Karena menggunakan sistem kepemilikan, seluruh biaya penggantian fuel pump ini dibebankan pada sopir. Express menerapkan sistem setoran sebesar Rp 200.000 per hari. Sementara satu unit taksi bisa mendatangkan omzet sekitar Rp 500.000 hingga Rp 600.000 per hari.

"Kami belum mengkalkulasi detil, tapi rasanya kerugian lebih dari Rp 1 miliar," lanjut Daniel. Meski merugi, namun hingga kini Express belum berniat pindah ke SPBU lain selain Pertamina. Bahkan, perusahaan juga belum berencana beralih ke Pertamax. Menurut Daniel ini akan menambah beban sopir dan penumpang.

Pengemudi Taksi Express mengaku, kerusakan ini sudah terjadi sejak 1,5 tahun silam. Saban harinya, sekitar 10-20 unit taksi mengalami kerusakan fuel pump. Lantaran menunggu derek bisa berjam-jam, maka pegemudi pun menyimpan fuel pump sebagai cadangan.




Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×