Reporter: Gloria Haraito |
JAKARTA. Kisruh kerusakan fuel pump pada sejumlah kendaraan masih terus menggelinding. Bahkan, PT Toyota Astra Motor (TAM) juga menerima lonjakan aduan fuel pump.
Rouli H Sijabat, Manajer Humas TAM mengatakan, permintaan komponen fuel pump bulan ini meningkat 300%. Celakanya, TAM tidak menyediakan pasokan fuel pump cukup banyak karena selama ini komponen tersebut dijual menyatu dengan unit mobil.
"Pada kondisi normal, harusnya fuel pump bertahan sampai empat tahun," ujar Rouli.
TAM biasa mengimpor komponen fuel pump dari Thailand. TAM menjual fuel pump seharga Rp 2,5 juta per unit. Untuk konsumen yang masih dalam periode garansi, TAM akan menanggung penggantian fuel pump.
Serupa dengan HPM, TAM pun tengah melakukan penyidikan penyebab kerusakan fuel pump. Penyebab kerusakan menurut Rouli sulit dilacak karena kerusakan terjadi pada model mobil dan tahun produksi yang beragam.
"Tapi kami meyakini kualitas Pertamina, sampai hasil penelitian usai, kami tidak mau mengambil kesimpulan penyebab kerusakan," lanjut Rouli.
Kamis (22/7) kemarin, Sekretaris Perusahaan Pertamina Toharso memastikan, bensin yang dijual perseroan sudah sesuai dengan spesifikasi standar sesuai Keputusan Dirjen Migas 3674 K/24/DJM/2006 tentang Standar dan Mutu BBM Jenis Bensin yang dipasarkan di Dalam Negeri.
"Pada 20 Juli lalu, Pertamina telah melakukan uji sampel premium dari sejumlah SPBU di Jabodetabek. Hasilnya menunjukkan premium Pertamina telah memenuhi spesifikasi standar," kata Toharso.
Hasil uji laboratorium menurutnya menunjukkan bahwa angka oktana riset (RON) Premium telah memenuhi batas minimum tanpa timbal 88. Dimana RON premium berdasarkan hasil uji sampel mencapai 89.
Sementara untuk standar kandungan sulfur dengan batas maksimal 0,05 menunjukkan hasil uji sampel premium Pertamina masih dibawa standar yaitu 0,01 sampai 0,03.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News