kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

100 perusahaan asal AS berniat bantu UKM


Kamis, 21 Juni 2012 / 12:30 WIB
100 perusahaan asal AS berniat bantu UKM
ILUSTRASI. Penurunan bunga kredit bukan satu-satunya cara untuk mendongkrak peningkatan kredit selama masa pandemi./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/28/03/2020


Reporter: Asnil Bambani Amri, Bernama | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Sekitar 100 perusahaan Amerika Serikat (AS) yang tergabung dalam AS-ASEAN Business Council, berniat untuk membantu usaha kecil dan menengah (UKM) yang ada di Indonesia.

Anggota dari US-ASEAN Business Council tersebut berkumpul di Jakarta pada hari Rabu lalu (20/6) dalam lokakarya dengan perwakilan UKM. "UKM adalah sektor utama bagi ASEAN untuk menghadapi tantangan bisnis.. Jika UKM berhasil, maka kita semua berhasil," kata Sam Kim, Ketua Komisi ASEAN.

Sam Kim menambahkan, negara anggota ASEAN sepakat mengembangkan sebuah program untuk mendukung pengembangan UKM yang ada di Indonesia dan menjadi proyek percontohan di Asia Tenggara. "Kami memiliki pengalaman dan pengetahuan, yang akan kami bagi untuk UKM Indonesia," tambahnya.

Dia menjelaskan, tujuan program tersebut adalah untuk membuat UKM mampu menjangkau regional dan global. Rencananya, mereka akan menyediakan fasilitas kerja termasuk membagi pengetahuan dan pengalaman.

Diantara 100 perusahaan yang tergabung dalam AS-ASEAN Business Council itu antara lain; Procter & Gamble, UPS, Citigroup, Intel, Freeport McMoRan, Microsoft, Seagate, dan Yahoo.

Sjarifuddin Hasan, Menteri Koperasi dan UKM mengatakan, UKM di Indonesia menghadapi banyak masalah, seperti keterampilan rendah, kekurangan bahan baku, manajemen yang buruk, serta kurangnya data."Sejauh ini, masalah terbesar adalah tidak tersedianya fasilitas modal yang memadai," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×