Reporter: Fitri Nur Arifenie |
JAKARTA. Tahun ini kapasitas terminal BBM di Indonesia mencapai 750.000 Kiloliter (KL). Kemudian pada tahun depan, diharapkan kapasitas terminal BBM di Indonesia mencapai 950.000 KL. Peningkatan kapasitas itu karena terminal Vopak yang dioperasikan oleh PT Aneka Kimia Raya (AKR) dan Royal Vopak akan diperbesar hingga 200.000 KL.
Saat ini, Indonesia memiliki 3 terminal BBM. Ketiga terminal tersebut adalah Terminal Banten dengan kepasitas 200.000 KL, terminal Vopak 250.000 KL dan terminal Plumpang sebesar 300.000 KL.
“Akhir tahun ini mereka (Vopak) akan menyusun feasibility studies-nya. Sehingga butuh waktu 1 tahun untuk membangun. Dan jika lancar akhir tahun depan akan segera beroperasi,” kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar.
Pemerintah baru saja meresmikan terminal penampungan BBM impor swasta pertama di Jakarta yang dibangun oleh PT Aneka Kimia Raya Tbk (AKR). Terminal ini memiliki kapasitas penyimpanan sebesar 250.800 meter kubik (cbm) dan memungkinkan untuk mendistribusikan produk minyak ke seluruh daerah di Jakarta dan sekitarnya.
Rencananya tangki penyimpanan ini akan berkapasitas 450.000 kiloliter, dibangun dalam 2 tahap. Tahap pertama, tangki penyimpanan sebesar 250.800 kiloliter yang akan diresmikan pada hari ini memiliki infrastruktur dua dermaga dengan kapasitas kapal 65 ribu dwt dan 8 ribu dead weight ton (dwt).
Dana untuk pembangunan fase I sekitar US$ 100 juta, sementara untuk pembangunan fase II diperkirakan menelan dana US$ 130-140 juta.
Asal tahu saja, Indonesia akan mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dan tidak lagi bergantung kepada pasar BBM di Singapura. Hilangnya ketergantungan ini lantaran banyak investor menyatakan minatnya untuk membangun terminal BBM yang tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah investor yang sudah memasukkan aplikasinya untuk membuat terminal BBM di Indonesia sebanyak 27 investor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News