Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Gelombang penutupan ritel modern banyak terjadi pada awal tahun 2025. Mengomentari soal ini, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso beberkan beberapa alasannya.
Pertama, Budi menjelaskan bahwa salah satu penyebab dari tutupnya beberapa gerai ritel modern di Indonesia ialah mulai terjadi perubahan pada pola belanja masyarakat.
Sehingga, pelaku usaha ritel perlu untuk memberikan daya tarik atau nilai tambah terhadap tokonya, tak hanya untuk berjualan produk saja. Misalnya menambahkan experience yang berbeda dari lainnya.
“Kami diskusi dengan (Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia) APPBI. Itu ternyata kalau ritel modern itu hanya jualan ya, tidak ada experience di situ, tidak ada journey di situ, ya dia pasti akan kalah dengan UMKM,” ujar Budi di Auditorium Kementerian Perdagangan, Rabu (4/6).
Baca Juga: APRINDO: Pengusaha Ritel Alami Penurunan Penjualan 8% Dibanding Lebaran Tahun Lalu
Kemudian, periodisasi belanja masyarakat juga telah berubah. Dulu, masyarakat umumnya rajin melakukan belanja bulanan. Namun, tampaknya kini budaya tersebut mulai susut.
Masyarakat terlihat mulai berbelanja mingguan, namun dengan spending belanja yang lebih sedikit. Kebiasaan ini tentunya membuat masyarakat memilih untuk berbelanja di toko-toko terdekat.
“Sekarang itu belanjanya kadang untuk kebutuhan sehari dua hari. Akhirnya apa? Akhirnya belanja yang terdekat saja, di retail-retail yang terdekat saja," lanjutnya.
Terakhir, Budi menjelaskan bahwa pusat perbelanjaan atau mal juga akan kehilangan daya tarik jika mal tersebut tak mampu menawarkan kebutuhan hiburan dan gaya hidup sesuai dengan tren dan minat masyarakat.
“Misalnya tidak ada tempat untuk makan, untuk nongkrong, untuk ngumpul, ya akan sepi pengunjung,” pungkasnya.
Baca Juga: Emiten Ritel Peralatan Rumah Tangga & Bahan Bangunan Tersengat Momen Ramadan &Lebaran
Ada pun, Direktur PT Rumah Mebel Nusantara (IKEA Indonesia), Hadrianus Wahyu Trikusumo, pun mengamini hal yang sama. Pihaknya pun turut merasakan adanya pola belanja masyarakat di periode awal tahun 2025 ini.
“Perubahan pasti ada. Dan kami merasakan. Tetapi daripada kami melihat ini ada satu perubahan, misalnya ‘wah ini masalah’, lebih baik kami renungin. Mendingan kami cari solusi untuk strategi ke depan,” ujar Hadrianus pada kesempatan yang sama.
Selanjutnya: Promo Minyak Goreng Weekend di JSM Superindo & Alfamart, Spesial Idul Adha 2025
Menarik Dibaca: Rahasia Resep Sambal Lamongan untuk Pecel Lele, Ternyata Ini yang Bikin Laris
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News